Polusi Udara Melonjak 50% pada Oktober 2023
💡 Ringkasan
- 📍 Tangsel kembali menjadi kota dengan polusi udara paling tinggi
- 🚬 Serpong, Tangsel, menjadi kawasan dengan kualitas udara terburuk, setara dengan asap 848 batang rokok di periode Januari—Oktober 2023.
- 🍃 Hujan yang tidak merata dan jarang terjadi menyebabkan polusi udara di Jabodetabek semakin meningkat.
- 🚨 Pembakaran sampah di Sayidan, Yogyakarta dan kebakaran lahan di Punggul, Sidoarjo menyebabkan kualitas udara di kawasan tersebut berbahaya.
- 🏃 Lari maraton di jalur yang tercemar berisiko bagi orang yang memiliki riwayat penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
Langit yang suram dan serangkaian kejadian nahas di bulan ini berdampak pada buruknya kualitas udara di berbagai wilayah. Lebih buruk lagi, tingkat polusi bulan ini 50% lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober tahun lalu! Untungnya, kami memiliki data yang dapat membuat Anda tetap teredukasi dalam situasi memprihatinkan ini. Berikut wawasan Nafas Buka Data kami untuk kondisi udara bulan Oktober.
🔴Perbandingan Kualitas Udara Oktober '22 dan '23
Peralihan musim kemarau ke musim hujan membangkitkan harapan kita akan kualitas udara yang lebih baik di Jabodetabek. Namun, sensor menunjukkan kualitas udara yang lebih buruk dibandingkan Oktober tahun lalu. Di sisi kiri, kita dapat melihat sebagian besar sensor menunjukkan udara sehat di Jabodetabek. Gambar sebelah kanan, menggambarkan kualitas udara yang buruk di wilayah tersebut, bahkan menunjukkan kondisi yang sangat tidak sehat.
Bulan Oktober 2023 semakin memburuk dengan datangnya hari-hari tidak sehat yang terus menerus terjadi pada kelompok sensitif di Jabodetabek dan Bandung. Tidak ada hari yang sehat pada bulan sebelumnya, yang membuktikan kondisi udara yang semakin memburuk. Dibandingkan dengan bulan Oktober 2022, periode jam tidak sehat pada bulan Oktober 2023 meningkat dari total 43 jam menjadi 258 jam (meningkat 6 kali lipat) .
Fenomena ini disebabkan oleh curah hujan yang jarang dan tidak merata di Jabodetabek. Mengakibatkan penyebaran PM2.5 yang tidak merata di atmosfer.
🏆Podium Oktober 2023 untuk Kota dengan Polusi Terburuk
Tangsel menduduki peringkat pertama dalam kualitas udara terburuk bulan ini dengan rata-rata PM2,5 sebesar 60 µg/m3. Menyusul di peringkat kedua adalah Bandung Raya (rata-rata PM2.5: 57 µg/m3) dan Tangerang (rata-rata PM2.5: 55 µg/m3). Kota-kota ini tercemar lebih dari 12 kali standar WHO.
🚬Rokok Kretek yang Secara Tidak Sadar Kita Hirup
Mungkin kita tidak ada di film “Gadis Kretek”, tapi di bulan Januari—Oktober 2023 kita mungkin menghirup lebih banyak rokok dibandingkan mereka! Dengan kata lain, sepuluh kota ini menghirup lebih dari 700 batang rokok dalam sembilan bulan terakhir. Serpong, kota juara bulan ini, menduduki peringkat kota paling tercemar dengan jumlah setara 848 batang rokok. Ada pula satu kota di luar Jabodetabek yakni Punggul, Sidoarjo yang menduduki peringkat kesepuluh. Terdapat polusi yang tinggi di daerah tersebut karena kebakaran lahan di sekitar kota.
🔺Udara Berbahaya di Luar Jabodetabek
Kebakaran hutan di lahan Punggul, Sidoarjo menyebabkan polusi yang sangat tinggi di wilayah tersebut. Sensor Nafas menunjukkan konsentrasi PM2.5 lebih dari 700 µg/m3 yang sangat berbahaya. Aktivitas pembakaran sampah di Sayidan, Yogyakarta, juga berkontribusi terhadap meningkatnya polusi di kota tersebut. Sensor di Sayidan menunjukkan warna coklat yang menandakan udara berbahaya.
🏃Lari Maraton Saat Polusi Tinggi? Ketahui Risikonya
Sebelumnya pada bulan Oktober 2023, ada dua maraton diadakan di Banten dan Jakarta. Kedua lomba maraton tersebut dilaksanakan pada saat acara Car Free Day. Tapi, udaranya masih tercemar. Hal ini dimungkinkan karena adanya perubahan garis batas planet pada pagi dan sore hari. Lalu, orang-orang mulai bertanya, “Bolehkah berlari di udara yang tercemar seperti ini?” Kami dapat menjawab pertanyaan itu untuk Anda.
Menurut dr. Efriadi, Sp. P(K), seorang Dokter Paru, menyatakan bahwa berolahraga di luar ruangan saat polusi tinggi dapat menimbulkan risiko kesehatan jangka pendek pada kelompok sensitif atau orang yang memiliki riwayat penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
Sebuah studi dari Seoul National University juga menunjukkan bukti bahwa orang dewasa (25-30 tahun) yang berolahraga di daerah yang tercemar setiap hari selama sepuluh tahun berturut-turut memiliki risiko 33% lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan orang yang tidak berolahraga sama sekali.
🔥Serangkaian Peristiwa Malang: Kebakaran TPA Bantargebang & Rawa Kucing
Cerita lain di bulan Oktober adalah kebakaran TPA di Bantargebang dan Rawa Kucing. Peristiwa ini berdampak pada kualitas udara di sekitar area tersebut. Di Jabodetabek sisi barat terjadi penurunan kondisi udara dengan sensor menunjukkan indikator berwarna ungu yang menunjukkan udara sangat tidak sehat. Dalam Kasus Rawa Kucing , satelit menunjukkan adanya pergerakan angin ke arah barat sehingga menyebabkan kondisi udara buruk. Dalam Kasus Bantargebang, angin bertiup ke arah barat daya sehingga berdampak pada Kabupaten Bogor Raya, Tangerang, Tangsel, dan Depok.
👑Visi Pemimpin Masa Depan Kita untuk Kualitas Udara Lebih Baik
Hal yang paling menarik di bulan ini adalah keluarnya Visi dan Misi Capres 2024. Salah satu isu krusial di tahun 2024 adalah mengenai kelestarian lingkungan hidup, termasuk kondisi kualitas udara. Berikut rencana mereka untuk meningkatkan kualitas udara di Indonesia.
Secara keseluruhan, setiap pasangan calon presiden kita sudah menyebutkan tentang energi bersih. Yang merupakan bagian penting dari kehidupan dan perekonomian kita sehari-hari. Anies-Muhaimin menjadi satu-satunya yang mempunyai target khusus pencemaran udara dengan mengembangkan baku mutu udara dan air. Kemudian, Ganjar-Mahfud menyebutkan cara pandang yang unik dengan memasukkan pengelolaan sampah terpadu dalam visinya. Di sisi lain, Prabowo-Gibran menyoroti strategi pembangunan berkelanjutan dan hukuman bagi penjahat lingkungan.
🙏 Jangan Kehilangan Harapan!
Meskipun masa depan tampak sama suramnya dengan langit, jangan pernah kehilangan harapan. Kami masih memiliki peluang untuk mengubah situasi ini. Anda tetap bisa mengambil pilihan yang lebih bijak untuk mengurangi dampak polusi udara. Melalui pendidikan, komunikasi, dan penelitian, semoga kita bisa melihat langit biru kembali.
Jika Anda ingin membaca lebih lanjut tentang wawasan kami, silakan akses tautan ini: