LEARN / BLOG

Kebakaran TPST Bantargebang: Bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas udara?


WRITTEN BY

Kezia Grace

PUBLISHED

01/11/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Media sosial diramaikan dengan video dari warga yang menunjukkan asap hitam tebal membubung dari lokasi kebakaran TPST Bantargebang di Bekasi pada 29 Oktober lalu. Dengan luas mencapai 108 hektar, Bantargebang dioperasikan oleh Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Bekasi sebagai tempat pembuangan akhir sampah.

Apa yang terjadi saat tempat pembuangan sampah terbesar di Indonesia ini terbakar? Mengingat volume sampahnya setara dengan gedung bertingkat 16, dampak yang ditimbulkannya pastilah signifikan.

Tim Nafas menyelidiki apakah kebakaran tersebut terdeteksi oleh jaringan sensor mereka. Tepatnya pada 29 Oktober 2023, terdapat fluktuasi tingkat polusi udara di wilayah Jabodetabek antara pukul 13.00 hingga 20.00. Selama periode ini, kualitas udara masuk dalam kategori "Tidak Sehat", baik bagi kelompok sensitif maupun masyarakat umum.



Diduga, kebakaran ini disebabkan oleh gas metana yang berasal dari tumpukan sampah, diperparah oleh cuaca panas akibat kemarau yang berkepanjangan. Namun, berkat upaya pemadaman, api berhasil diredakan pada 31 Oktober.

Namun, wilayah mana yang paling terdampak oleh kebakaran TPST Bantargebang?

Bogor Raya, Tangerang, Tangsel, dan Depok menjadi wilayah yang paling terdampak oleh kebakaran TPST Bantargebang

Berdasarkan pantauan Tim Nafas, angin kencang bertiup ke arah Barat Daya saat kebakaran berlangsung. Sensor Nafas mendeteksi peningkatan konsentrasi PM2.5 di wilayah Jabodetabek.



Kebakaran mulai sekitar pukul 13.45. Dengan angin yang bertiup ke Barat Daya, konsentrasi PM2.5 mulai meningkat sekitar pukul 18.00, khususnya di Bogor Raya, Tangerang Selatan, dan Depok. Level polusi udara kemudian menurun setelah pukul 21.00.

Waspada bahaya asap kebakaran

Seringnya terjadi kebakaran, mulai dari aktivitas pembakaran sampah oleh warga, karhutla, hingga kebakaran di TPA, menunjukkan bahwa kita harus selalu waspada. Terlebih jika terjadi di dekat tempat tinggal.

Asap kebakaran mengandung zat berbahaya seperti particulate matter (PM2.5, PM10), karbon (CO, CO2, black carbon), logam berat (seperti besi, timbal, seng, dan nikel), NOx, serta PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons).

Hindari berada di dekat lokasi kebakaran untuk mengurangi risiko paparan polusi. Asap dapat menyebabkan gangguan pernapasan, asma, pusing, mual, dan muntah dalam jangka pendek, serta risiko kanker paru, gangguan kognitif, dan penyakit jantung dalam jangka panjang.

⚠️ Setiap aktivitas pembakaran dapat menyebabkan polusi udara. Oleh karena itu, hindari membakar sampah karena dampaknya tidak hanya pada udara tetapi juga kesehatan kita.