LEARN / ARTICLE
Seberapa Banyak Polusi dari Luar yang Masuk ke Dalam Kantor?
Artikel ini bagian dari seri tulisan yang telah dipublikasikan tim nafas yang membahas dampak polusi udara terhadap kehidupan kita sehari-hari. Jika kamu belum membaca artikel sebelumnya, kami lampirkan artikel terkait:
💡Bangunan Kita Membuat Kita Sakit
💡Bagaimana Polusi Udara di Kantor Mempengaruhi Performa
Sekilas Tentang Data Kualitas Udara
Merasa kurang familiar dengan kualitas udara? Mari berkenalan dengan angka-angka dan warna-warna yang akan sering kalian lihat.
Apa sebetulnya arti angka-angka di bawah ini? Nafas mengukur konsentrasi PM2.5 di udara dalam satuan µg/m3 (mikrogram per meter kubik). Standar yang dikeluarkan WHO untuk paparan tahunan PM2.5 bagi manusia adalah 5 µg/m3. Sebagai referensi, rata-rata Jakarta pada bulan Juli 2023 adalah 47 µg/m3.
Lalu apa arti warna-warna di atas? Nafas menggunakan skala US EPA sebagai parameter kualitas udara karena pertimbangan skala ini merupakan salah satu yang paling ketat dan juga diakui di seluruh dunia. Kalian bisa lihat perbedaan skala US EPA dengan skala ISPU yang digunakan di Indonesia dan skala China di bawah ini.
Setelah mengetahui cara mengukurnya, sekarang kita akan melihat seberapa banyak polusi udara dari luar yang masuk ke dalam gedung kantor kamu.
Polusi udara dalam ruangan: Masalah tersembunyi
Followers lama Nafas pasti paham seberapa sering kami membahas polusi udara luar ruangan yang seringnya berada jauh di atas standar WHO dan menjadi ancaman kesehatan yang serius.
Namun setelah kita masuk ke dalam bangunan atau ruangan, kita seolah merasa sudah terlindungi dari polusi udara. Kita merasa aman di dalamnya. Apakah benar begitu?
Salah 😱❌
Polusi udara, baik di luar dan dalam ruangan akan SELALU menjadi masalah kita bersama, bedanya hanya saja kita belum memiliki akses ke alat dan pengetahuan umum tentang polusi udara dalam ruangan. Namun saat ini kami memiliki akses ke sensor dan pemantauan kualitas udara yang bisa menunjukkan seberapa buruknya kualitas udara dalam ruangan.
Salah satu temuan menarik tim Nafas adalah bahwa di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, hubungan antara polusi udara luar dan polusi udara dalam ruangan hampir absolut. Ini berarti bahwa sangat memungkinkan partikel polusi dari luar "bocor" masuk ke dalam gedung kita. Yang bahaya adalah tidak ada ada yang bisa mengeluarkan partikel polusi tersebuti.
Mari lihat contohnya. Di bawah ini adalah kualitas udara di daerah SCBD bulan Juni 2023. Tingkat polusi fluktuatif dengan perubahan dari kategori sedang hingga tidak sehat dalam waktu singkat.
Sekarang kita bandingkan dengan kualitas udara dalam ruangan dari salah satu gedung perkantoran di kawasan SCBD dalam periode waktu yang sama.
Kita bisa lihat bahwa keduanya menunjukkan hasil yang hampir identik.
Polusi udara di dalam gedung perkantoran yang relatif baru dan mewah ternyata sama dengan polusi di luar! Kaget? Kalian tidak sendiri.
Bagaimana polusi udara masuk ke kantor?
Di gedung-gedung perkantoran modern di mana ada diterapkan aturan dilarang merokok, ternyata tetap terdapat sumber polusi dari dalam. Mungkin asap dari pantry kantor, seseorang merokok vape secara diam-diam, atau bahkan debu dari perabot, karpet, dan benda-benda lain di dalam.
Meskipun begitu, gabungan sumber polusi di dalam tersebut bukan yang menyebabkan tingkat polusi di dalam setinggi di luar. Lantas apa dong penyebabnya?
Jawabannya ada di luar tembok kita, yakni polusi udara dari luar yang masuk ke dalam.
Kan jendela kantor tidak bisa dibuka? Bagaimana cara masuknya?
Melalui lobi? Sedikit. Melalui lift? Juga sedikit.
💡 Jawabannya: polusi bisa masuk dari sistem pendingin ruangan sentral, loh!
Mengapa?
Sederhana, bangunan kita dirancang tanpa penyaring udara yang memadai (seperti air purifier udara bawaan) yang sangat penting di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya di mana polusi udara tinggi.
Cara kerja bangunan kita seperti ini: sepanjang hari, udara "baru" dari luar dipompa ke dalam bangunan untuk menggantikan udara "lama" yang ada di dalam. Dan jika gedung tersebut memiliki sistem penyaringan yang buruk, ketika polusi di luar sangat tinggi berarti semua polusi tersebut masuk ke kantor, ruang kerja, atau ruang pertemuan kita.
Selama itu juga, udara lama diganti dengan baik apa pun yang ada di luar; lebih banyak polusi.
Nafas telah merancang Leakage Index™ yang eksklusif untuk mengukur efektivitas sistem udara pusat bangunan dan menentukan seberapa banyak polusi yang "bocor" masuk.
Berikut ini tampilan Indeks Kebocoran di salah satu perusahaan modal ventura terbesar di Indonesia, di kantor SCBD mereka. Ingat-ingat, kualitas udara yang dianggak "Baik" ada di batas 12 µg/m3 atau di bawahnya.
Kita bisa lihat bahwa ketika tingkat PM2.5 luar melebihi 20 µg/m3, sistem udara pusat tidak lagi bisa menjaga kesehatan udara di dalam ruangan. Rata-rata tahunan Jakarta adalah 36 µg/m3, sementara rata-rata bulan Juli adalah 58 µg/m3.
Jadi, seperti apa ya kantor yang tidak sehat? Mari kita lihat pelajari bersama!
Bagaimana cara kita menilai sebuah kantor yang tidak sehat kualitas udaranya?
Pertama, kita akan membahas sebuah kantor di kawasan Kuningan, Jakarta, markas agensi periklanan multinasional. Polusi udara pada Juli 2023 sangat tinggi di Jakarta, sehingga polusi di dalam juga sangat tinggi. Kantor yang sedang kita bahas merupakan gedung baru yang dibangun pada tahun 2020.
Namun polusi udara dalam kantor ini sangatlah tinggi selama jam kerja yaitu mencapai 68 µg/m3 (6 kali lipat di atas "Baik").
Selanjutnya, sebuah kantor di media, rumah bagi startup, yang juga berada di kawasan Kuningan. Pada Juli 2023, kita dapat melihat bahwa penetrasi polusi luar ruangan ke dalam ruangan sangat tinggi. Sebagai catatan, bangunan kantor ini sudah berusia lebih dari 25 tahun.
Polusi udara dalam kantor ini terpantau tinggi selama jam kerja yaitu mencapai: 49 µg/m3 (4 kali lipat di atas "Baik").
Selanjutnya kita akan bergeser ke Sudirman dan melihat kantor sebuah perusahaan pengiriman multinasional. Dari data Juni 2023, kita bisa lihat masalah yang sama terjadi. Kantor ini baru selesai dibangun pada tahun 2020, sehingga gedung kantor ini terbilang relatif baru.
Namun polusi udara dalam kantor ini tergolong tinggi selama jam kerja yaitu mencapai: 53 µg/m3 (4 kali lipat di atas "Baik")
Selanjutnya kita akan bergeser ke kawasan SCBD atau "Silicon Valley"-nya Jakarta ke kantor sebuah perusahaan modal ventura. Anda dapat melihat bahwa pada Juli 2023, kualitas udara dalam ruangan di dalam kantor cukup buruk. Yang, gedung ini berusia kurang dari 8 tahun.
Namun polusi udara dalam kantor ini sangatlah tinggi selama jam kerja yaitu mencapai: 62 µg/m3 (5 kali lipat di atas "Baik")
Ketika membandingkan total jam polusi udara selama hari kerja (hanya mengambil jam operasional kantor pk 08.00-17.00) dan membandingkan luar ruangan dengan dalam ruangan, Anda dapat melihat bahwa perbedaannya tidak terlalu besar.
Apa artinya semua fakta ini terhadap kinerja dan produktivitas?
Pada artikel sebelumnya yang berjudul "Bagaimana Polusi Mempengaruhi Kinerja di Kantor", kita menemukan beberapa fakta mengenai bagaimana dampak polusi udara di kantor dapat berpengaruh terhadap kinerja kognitif.
Kami menyoroti dua poin penting dalam melihat dampak dari polusi udara terhadap kinerja manusia.
1) Studi COGFX Harvard - Pegawai kantor tampil lebih buruk dalam 4 dari 5 tes kognitif ketika tingkat PM2.5 dalam ruangan melebihi 12 µg/m3. Berikut tampilan itu dalam kantor SCBD.
2) Studi Produktivitas USC - Untuk setiap peningkatan konsentrasi PM2.5 sebesar 10 µg/m3 PM2.5 (dengan bacaan di atas 15 µg/m3), maka produktivitas dan kinerja di kantor dapat berkurang sebesar 6%. Berikut ini data yang terekam dalam kantor Kuningan agensi multinasional.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai bagaimana dampak PM2.5 terhadap kinerja di kantor, baca artikel terkait di sini.
Lalu seperti apa ya cara kita bisa menilai sebuah kantor memiliki kualitas udara yang sehat?
Sekarang kalian mungkin bertanya-tanya, seperti apa sebenarnya definisi "Baik". Apakah ada kantor yang kualitas udara dalam ruangannya termasuk “baik’? Mari jawab kedua pertanyaan tersebut.
Kualitas udara "Baik" di kantor berarti bahwa sebagian besar waktu, tingkat PM2.5 berada di bawah 12 µg/m3 selama jam kerja. Idealnya, rata-rata mingguan dan bulanan selama jam kerja berada di bawah 12 µg/m3.
Berikut ini merupakan data yang dapat kita lihat dari kantor-kantor yang sudah kita bahas di atas namun dengan kualitas udara yang ‘baik’ atau dapat kita katakan sebagai kantor yang ‘baik’.
Lalu yang terakhir, bagaimana ya cara kita membuat kantor kita semakin sehat?
Baik studi Harvard dan USC menemukan bahwa dampak langsung terhadap kinerja atau produktivitas di atas tingkat PM2.5 dalam ruangan sebesar 12 ug/m3 dan 15 ug/m3 - kebetulan, tingkat ini dianggap "Baik" dalam skala EPA AS dan ISPU.
Untuk mencapai hal ini di kota-kota yang berpolusi tinggi, seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya, gedung-gedung perlu menerapkan strategi filtrasi yang ditingkatkan.
Itulah mengapa Nafas mengembangkan layanan berlangganan Clean Air Zone yang dapat menjaga kualitas udara dalam ruangan kantor tetap sehat tanpa usaha yang ekstra. Melalui pengembangan selama bertahun-tahun, Nafas telah merancang ekosistem yang dapat membantu perusahaan mengukur tingkat polusi udara di dalam kantor, membersihkan udaranya, hingga mendapatkan sertifikasi yang dapat diajukan untuk memenuhi penilaian ESG di platform-platform seperti GRI, MSCI, Sustainlytics, Moody's, dan banyak lagi.
Tertarik menjadi Clean Air Zone? Berikut 3 langkah mudahnya:
1. Nafas melakukan diagnosis dan mengeluarkan AirScore di setiap lokasi yang diperiksa
2. Berdasarkan AirScore, Nafas akan menyediakan rancangan tindakan dan proposal berlangganan.
3. Nafas memasang perangkat ekosistem udara sehat otomatis, melakukan kalibrasi, dan menyediakan laporan berupa data di dasbor pribadi.
Bagian terbaiknya adalah kami yang akan melakukan semuanya untuk kalian!
Penasaran melihat hasil kualitas udara di dalam kantor-kantor tersebut setelah menjadi Clean Air Zone? Simak datanya di bawah!
Jadikan bisnismu bagian dari Clean Air Zone
Nafas telah bekerja sama dengan kantor-kantor di Kuningan, Thamrin, Sudirman, dan SCBD untuk mengukur tingkat polusi udara di dalam ruangan dan menjadikan kantor-kantor tersebut Clean Air Zone.
Proses diagnostiknya hanya memakan waktu 1 minggu dan tidak dipungut biaya apapun.
Menjadi Clean Air Zone Begitu Mudah
Tertarik untuk membuat kualitas udara di kantor, gym, sekolah, atau rumah Anda selalu sehat? Jangan ragu untuk menghubungi kami di [email protected] atau klik tautan di bawah ini. Mari bergabung dalam misi kami untuk menjadikan udara bersih sebagai standar di kantor kita!