LEARN / ARTICLE
Apakah PM2.5 berbahaya untuk kesehatan saya?
Poin Penting:
- Partikel PM2.5 menimbulkan risiko kesehatan serius, memengaruhi paru-paru dan aliran darah.
- Ada dampak jangka pendek dan jangka panjang dari paparan tingkat tinggi PM2.5.
- Penduduk Jakarta kehilangan 4,8 tahun harapan hidup akibat PM2.5.
- Tidak ada tingkat aman untuk PM2.5—dampak kesehatan terjadi bahkan pada level rendah.
- Pentingnya kesadaran kualitas udara dan data untuk perlindungan kesehatan.
Partikel-partikel PM2.5 dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Terdiri dari bahan kimia seperti nitrat dan sulfat, partikel PM2.5 sangat kecil sehingga mudah diserap oleh aliran darah dan dapat masuk sangat dalam ke paru-paru kita.
Efek jangka panjang dan jangka pendek dari PM2.5
Paparan jangka pendek terhadap PM2.5 nampaknya dapat memperparah masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya (pre-existing). Jangka pendek dalam konteks ini berarti paparan berhari-hari ataupun hanya berjam-jam. Ia dapat menimbulkan:
- Otak: Attention-Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD)
- Hidung: influenza, rhinitis
- Jantung: serangan jantung dan aritmia
- Paru-paru: asthma, bronkitis
Paparan jangka panjang terhadap PM2.5 tidak hanya menyebabkan penyakit, tetapi juga mempercepat perkembangan penyakit (seberapa cepat Anda terserang penyakit berat). Jangka panjang dalam konteks ini berarti paparan bertahun-tahun. Ia dapat menimbulkan:
- Otak: alzheimer, parkinson, stroke, dan penurunan kognitif.
- Paru-paru: pneumonia, kanker paru-paru, asthma
- Rahim: kelahiran prematur
- Seluruh tubuh:penyumbatan darah
Penduduk Jakarta rata-rata akan kehilangan 4,8 tahun
PM2.5 juga berdampak parah terhadap harapan hidup. Di DKI Jakarta, polusi udara mengakibatkan harapan hidup warga menurun sebanyak 4,8 tahun per orang. also has a serious impact on life expectancy. Sebagian besar dampak ini disebabkan oleh PM2.5.
Anak-anak, lansia, wanita hamil dan orang dengan penyakit jantung dan paru-paru lebih rentan
Terdapat beberapa kelompok orang yang lebih rentan terhadap polusi udara. Orang dengan asthma, penyakit paru, penyakit jantung merupakan kelompok orang yang sangat terdampak dan seharusnya mengurangi waktu yang mereka habiskan menghirup udara berpolusi. Ibu hamil dan bayi dalam kandungan juga berisiko, serta anak kecil dan orang lanjut usia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan merujuk ke bagian informasi tentang tiga kelompok tersebut.
Bahkan pada tingkat konsentrasi sangat rendah, PM2.5 tetap dapat berdampak pada kesehatan. Faktanya, tidak ada ambang batas aman jumlah PM yang tidak menyebabkan masalah kesehatan. Maka Panduan Kualitas Udara WHO bertujuan mencapai tingkat PM serendah mungkin.
Tidak ada PM level yang sehat
Kalau Anda mengalami salah satu masalah kesehatan ini dan gejala Anda menjadi lebih parah pada hari berpolusi udara tinggi, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.
Dampak PM2.5 dan polutan lain sangat buruk bagi kesehatan kita, maka sangat penting kita memahami, mengukur, dan menggunakan data terkait kualitas udara.
Artikel terkait:
- Apakah PM2.5 berbahaya jika bagi ibu hamil?
- Apakah PM2.5 berbahaya untuk lansia?
- Apakah PM2.5 berbahaya untuk anak-anak?
- Untuk Pertama Kalinya, PM2.5 Ditemukan pada Bayi yang Belum Lahir: Sebuah Studi Menunjukkan
- Bagaimana polusi PM2.5 mempengaruhi risiko ADHD dan autisme pada anak-anak?
Referensi
Air Quality Life Index. 2020. Indonesia Fact Sheet.
Apte, Joshua S., Michael Brauer, Aaron J. Cohen, Majid Ezzati, and C. Arden Pope III. 2018. ‘Ambient PM2.5 reduces global and regional life expectancy’, Environmental Science and Technology Letters 5(9):546-551. https://pubs.acs.org/doi/10.1021/acs.estlett.8b00360