LEARN / ARTICLE

Apakah PM2.5 berbahaya untuk lansia?


WRITTEN BY

nafas Indonesia

PUBLISHED

04/09/2020

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Polusi udara diakui sebagai penyumbang terbesar kematian dini lansia

Orang lanjut usia (lansia) sangat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan akibat penuaan tubuh dan pelemahan sistem imun. Polusi udara juga menjadi salah satu faktor yang memiliki dampak buruk terhadap masalah kesehatan lansia dan akhir-akhir ini telah diakui sebagai salah satu penyumbang terbesar kematian dini lansia.

PM2.5 memperburuk masalah kesehatan di kalangan lansia

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa PM2.5 memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan lansia meski hanya dalam tingkatan rendah. Paparan berkelanjutan terhadap PM2.5 tingkat tinggi menyebabkan penurunan kognitif lebih cepat pada masa lansia disertai dengan peningkatan risiko demensia (pikun), penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, penyakit kardiovaskular, serangan jantung, dan stroke. Lansia dianggap memiliki risiko terdampak lebih tinggi karena PM2.5 memperparah masalah kesehatan yang umum diderita kelompok lansia, seperti sistem inflamasi dan persarafan yang tidak berfungsi seperti seharusnya serta masalah pencegahan dan perhentian pendarahan.

Polusi udara juga memperparah kesehatan lansia yang sedang menderita isu seperti pneumonia, sepsis, atau cedera traumatik setelah jatuh. Polusi udara dapat menghambat proses pemulihan masalah kesehatan tersebut dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Peningkatan PM2.5 berkorelasi dengan angka kematian yang lebih tinggi

Sebuah studi Amerika Serikat dari tahun 2017 memeriksa data kematian 22 juta warga AS yang berusia lebih dari 65 tahun yang meninggal antara tahun 2000 dan 2012. Penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat kematian meningkat hampir sejalan dengan peningkatan polusi udara, khususnya nilai PM2.5 dan ozone di permukaan tanah. Peningkatan PM2.5 sebesar 10 mikrogram/m3 saja dinilai memiliki keterkaitan dengan peningkatan kematian lansia sebanyak 13,6%. Dalam kata lain, banyak lansia dapat berusia lebih panjang jika udaranya lebih bersih.

Sayangnya, masih belum begitu banyak penelitian terkait dampak polusi udara terhadap lansia, sehingga dampak aktualnya bisa saja lebih parah daripada yang sudah diketahui.

Sebisa mungkin, sebaiknya lansia diam di rumah saja pada hari berpolusi tinggi. Rumah seharusnya ditutup dengan baik (misalnya, tanpa celah di sekitar jendela dan pintu) dan menggunakan produk filtrasi udara untuk memperbaiki kualitas udara.

PM2.5 tidak hanya berbahaya bagi lansia tetapi juga bagi anak-anak dan ibu hamil. Ada juga dampak buruk terhadap kulit kita dan jika kita berolahraga di luar ruangan.


Referensi

Wang Chenchen, Yifan Tu, Zongliang Yu, and Rongzhu Lu. 2015. ‘PM2.5 and cardiovascular diseases in the elderly: An overview’, International Journal of Environmental Research and Public Health 12(7):8187-8197. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4515716/

Qian Di, Yan Wang, Antonella Zanobetti, Yun Wang, Petros Koutrakis, Christine Choirat, Francesca Dominici, and Joel D. Schwartz. 2017. ‘Air pollution and mortality in the Medicate population’, New England Journal of Medicine 376:2513-2522. https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1702747