LEARN / BLOG

Data Drop: Tangerang Selatan


WRITTEN BY

Anggid Primastiti

PUBLISHED

29/07/2022

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Hai warga Tangerang Selatan!

Sudahkah Anda melihat kondisi PM2.5 di kota Anda? Pada artikel ini, kami akan menampilkan data-data pengukuran polusi PM2.5 di Tangerang Selatan.

Terletak 30 kilometer barat daya Kota Jakarta, Tangerang Selatan mulai dikembangkan pada 1980-an dan saat ini telah menjadi kota dengan hampir 1,4 juta penduduk. Beberapa wilayah, seperti Serpong, Bintaro, Serpong Utara, Lengkong Wetan, dan lain-lain, dirancang sebagai kawasan yang ramah pemukiman. Sebagai kota padat penduduk, polusi udara menjadi masalah di Tangerang Selatan, seperti halnya di Jakarta (bahkan lebih parah di beberapa tempat). Kondisi udara di Tangerang Selatan memang tidak buruk setiap hari, tetapi rata-rata tidak sehat.


Seberapa buruk kondisi PM2.5 di Tangerang Selatan?

Pertama, mari kita ingat kembali tentang polusi PM2.5 yang kita hadapi sehari-hari dan nilai ambang batasnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa
PM2.5, polutan halus dan kecil, sebagai polutan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Menurut pedoman WHO, batas rata-rata tahunan paparan pedoman PM2.5 adalah 5 μg/m3. Artinya, rata-rata tahunan PM2.5 yang harus kita hirup adalah 5 μg/m3.<

Seperti yang mungkin telah Anda ketahui, kualitas udara di Jakarta kerap dibandingkan dengan negara lain pada skala dunia. Menurut hasil pengukuran
Air Quality Index (AQI) Juni 2022 ini, Jakarta berhasil menempati urutan kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Pada pembahasan ini, Nafas akan menempatkan Tangerang Selatan sebagai pembanding kualitas udara di DKI Jakarta.


Year To Date pada tahun 2022, Anda dapat melihat bahwa konsentrasi PM2.5 di Tangerang Selatan 16% lebih tinggi daripada DKI Jakarta.



Nah, masih ingatkah Anda bahwa Jakarta pernah menduduki peringkat kota terpolusi di dunia pada Juni 2022, seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya? Ternyata, pada Juni 2022, konsentrasi PM2.5 di Tangerang Selatan lebih tinggi.

Konsentrasi PM2.5 di Tangerang Selatan
10% lebih tinggi daripada DKI Jakarta.



Namun, tidak semua wilayah di Tangerang Selatan mengalami kondisi yang sama. Menurut data yang dihimpun Nafas, grafik berikut menunjukkan angka PM2.5 Juni 2022 untuk masing-masing kecamatan di Tangerang Selatan. Statistik ini menunjukkan bahwa tidak setiap daerah memiliki situasi yang lebih buruk dari DKI Jakarta.



Selanjutnya, kami menemukan adanya perbedaan kualitas udara antara wilayah atas dan bawah Tangerang Selatan. Wilayah atas disebut sebagai wilayah utara dan wilayah bawah sebagai wilayah selatan. Rupanya, wilayah selatan Tangerang Selatan memiliki polusi udara 35% lebih buruk dibandingkan wilayah utara Tangerang Selatan. Kami mencoba membandingkannya dengan DKI Jakarta dan hasilnya adalah sebagai berikut.



Dan inilah tampilannya selama periode waktu 24 jam. Pada Juni 2022, Anda dapat melihat bahwa rata-rata polusi udara tertinggi terjadi di pagi hari. Hal ini dapat terjadi karena fenomena inversi suhu di atmosfer.


Hindari berolahraga di pagi hari

Umumnya, di pagi hari, sebagian dari Anda yang tinggal di daerah Tangerang Selatan mungkin senang menghabiskan waktu di luar untuk berolahraga, bukan? Orang-orang banyak berolahraga antara pukul 05.00 WIB dan 09.00 WIB karena masih banyak yang beranggapan bahwa kondisi lingkungan memiliki "kendaraan yang lebih sedikit" dan "udara yang lebih segar".

Ternyata, polusi udara saat itu sangat buruk. Berikut rata-rata bulanan PM2.5 di Tangerang Selatan. Rata-rata bulanan dihitung dengan menambahkan semua bacaan dan membaginya dengan hari.



Berolahraga memang baik bagi kesehatan, tetapi akan menjadi tidak sehat ketika dilakukan sambil menghirup udara yang buruk. Orang yang berjalan, berlari, joging, atau melakukan aktivitas luar ruangan apa pun sebaiknya menahan diri untuk tidak melakukannya hingga kabut polusi mereda. Menurut sebuah penelitian dari Korea Selatan, orang berusia 20 hingga 35 tahun yang berolahraga setiap hari selama 10 tahun dalam polusi udara di atas PM2.5 26 μg/m3 memiliki peluang 33% lebih tinggi terkena penyakit jantung daripada mereka yang berolahraga. Kenyataannya angka-angka tersebut menunjukkan bahwa PM2.5 di Tangerang Selatan jauh lebih tinggi dari 26 μg/m3.

Namun, bukan berarti setiap pagi di Tangerang Selatan pada Juni 2022 memiliki kualitas udara yang  buruk. Berikut kami tampilkan hasil pengukuran kualitas udara yang menunjukkan adanya hari dengan kualitas udara baik dan hari dengan kualitas udara buruk.


Lantas, bagaimana menghadapi situasi ini?

Bahkan, orang yang paling sadar kesehatan terkadang lupa untuk mempertimbangkan polusi udara sebelum membuat rencana untuk kegiatan di luar ruangan. Bagi mereka yang mungkin sangat rentan terhadap dampak polusi udara, seperti anak-anak, orang tua, mereka yang memiliki penyakit paru-paru atau jantung, dan wanita hamil, sangat penting untuk menghindari hari-hari udara yang tidak sehat. Cobalah saran berikut untuk menikmati lingkungan dengan bebas sambil mengurangi paparan polusi udara:

Jangka pendek:

  1. Periksa kualitas udara Anda dengan aplikasi Nafas sebelum keluar rumah (gunakan masker yang tepat jika perlu)
  2. Ajak temanmu untuk mengecek kualitas udara
  3. Jika polusi secara konsisten tidak baik di daerah Anda, gunakanlah HEPA purifier


Jangka panjang:

  1. Bawa isu ini ke RT/RW setempat - mungkin ada pembakaran sampah di area sekitarmu
  2. Sampaikan keluhanmu tentang polusi udara kepada perwakilan di daerah Anda


Mari tunjukkan dan suarakan bahwa Anda peduli dengan masalah polusi udara!


Referensi:

Jakarta Residents Lose Four Years Life Expectancy from Air Pollution. (2022). Indonesia Expat. https://indonesiaexpat.id/news/jakarta-residents-lose-four-years-life-expectancy-from-air-pollution

Lee, B.-J., Kim, B., & Lee, K. (2014). Air Pollution Exposure and Cardiovascular Disease. Toxicological Research, 30(2), 71–75. https://doi.org/10.5487/tr.2014.30.2.071