LEARN / ARTICLE
4 mitos tentang kualitas udara dalam ruangan
1. Kualitas udara dalam ruangan selalu lebih baik daripada yang di luar ruangan.
Di antara semua mitos tentang kualitas udara, ini salah satu yang paling sering ditemui. Kualitas udara luar ruangan di Jakarta memang buruk, tetapi kita tidak selalu lebih aman di dalam ruangan. Udara yang tercemar tidak hanya meresap ke dalam tempat tinggal dari luar, karena ada juga banyak sumber polutan di dalam rumah kita: kompor masak, asap rokok, debu, jamur, bulu hewan peliharaan, pembersih kimia, dan banyak lain lagi. Semua sumber ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang, terutama pada orang yang rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, ibu hamil, dan orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya, seperti asma dan penyakit jantung.
2. Kualitas udara dalam ruangan tidak berdampak pada kesehatan kita.
Baik kualitas udara dalam maupun luar ruangan berdampak pada kesehatan kita. Dalam jangka pendek, polusi udara dapat menyebabkan sakit kepala, mata gatal, kesulitan bernapas, rasa mual, dan kelelahan. Dalam jangka panjang, juga dapat mengakibatkan penyakit jantung, penyakit paru-paru, kanker, dan stroke.
Dampak pada kesehatan kita dari polusi udara dalam ruangan sama buruknya dengan dampak dari polusi udara luar ruangan. Sebenarnya, dampaknya malah bisa lebih parah karena kita menghabiskan sebagian besar waktu kita di dalam ruangan, baik di rumah maupun di tempat kerja. Maka sangat penting untuk memperhatikan kualitas udara dalam ruangan.
3. Tanaman membersihkan udara dalam ruangan.
Tanaman itu emang indah sekali, dan banyak orang suka menyimpannya di dalam rumah. Sayangnya, penelitian ilmiah tentang manfaat tanaman terhadap kualitas udara dalam ruangan masih belum jelas. Dalam kondisi laboratorium, penelitian telah menunjukkan bahwa tanaman memang membantu membersihkan udara, termasuk menghilangkan beberapa jenis kimia beracun.
Namun, di dunia nyata – misalnya di tempat tinggal atau tempat kerja kita – dampaknya kurang jelas karena dinamika ruangan seperti aliran udara sangat berbeda. Tanaman memang membersihkan udara tetapi pengaruhnya minimal, karena biasanya terjadi banyak pertukaran udara antara di dalam dan di luar ruangan. Artinya, walaupun adanya tanaman dalam ruangan menyenangkan, sebenarnya tanaman dalam ruangan tidak berkontribusi besar dalam pembersihan udara dalam ruangan.
4. Penyegar udara dan lilin meningkatkan kualitas udara dalam ruangan.
Jika ada bau kurang enak di dalam tempat tinggal kita, atau rumah kita merasa pengap, kita mungkin ingin menggunakan barang seperti penyegar udara dan lilin. Walaupun keduanya memang harum dan membuat kita rileks, sayangnya tidak begitu meningkatkan kualitas udara dalam ruangan.
Penyegar udara mengandung bahan kimia berbahaya yang dapak menempuk di udara, sementara sebagian besar lilin terbuat dari parafin dan mengeluarkan asap yang mengandung bahan kimia beracun seperti toluena dan benzena. Bahan kimia tersebut telah dikaitkan dengan asma dan bahkan kanker paru-paru. Lilin lebah (beeswax) lebih baik bagi kualitas udara karena tidak mengeluarkan asap.
Rasanya tak lengkap jika kamu belum tau mitos kualitas udara di luar ruangan. Mari cari tahu disini.