LEARN / BLOG

Untuk Pertama Kalinya, PM2.5 Ditemukan pada Bayi yang Belum Lahir: Sebuah Studi Menunjukkan


WRITTEN BY

Anggid Primastiti

PUBLISHED

11/10/2022

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa partikel halus dapat melintasi plasenta dan masuk ke dalam organ janin.

  • Menurut sebuah studi baru-baru ini, partikel polusi udara dapat mencapai bayi dalam kandungan.
  • Mereka menemukan bahwa partikel halus dapat melintasi plasenta dan memasuki organ janin.
  • Partikel halus mungkin memiliki dampak langsung pada perkembangan janin di dalam rahim.

🤔 Kami telah menemukan artikel yang menarik yang menunjukkan bagaimana partikel polusi udara dapat mencapai bayi dalam kandungan. Berikut adalah 3 poin kunci yang telah kami rekap untuk Anda:


Partikel halus ditemukan pada semua bayi dan ibu yang baru lahir, dan partikel karbon hitam juga ditemukan pada semua sampel jaringan yang dianalisis.

Baru-baru ini, para peneliti mempelajari 60 ibu dan bayinya di Aberdeen dan wilayah Grampian di Skotlandia. Dalam studi mereka, mereka menganalisis sampel jaringan dari 36 janin yang digugurkan antara 7 dan 20 minggu kehamilan. Hasilnya mengungkapkan bahwa partikel halus ditemukan pada semua bayi baru lahir dan ibu. Partikel-partikel ini ditemukan di hati, paru-paru, dan otak janin yang diaborsi. Partikel karbon hitam juga ditemukan di semua sampel jaringan yang dianalisis.


Partikel halus dapat melintasi plasenta dan masuk ke organ janin

Ketika diesel, batu bara, dan bahan bakar biomassa lainnya dibakar, berbagai partikel dan gas dilepaskan, termasuk karbon hitam. Ini adalah bagian dari polusi udara partikulat halus yang dikenal sebagai PM2.5. Analisis tersebut mengungkapkan bukti "partikel karbon hitam," yang juga dikenal sebagai partikel halus, dalam darah tali pusat. Jika partikel-partikel ini ada, itu berarti mereka telah melewati plasenta. Partikel-partikel ini kemudian berpindah ke organ janin manusia selama masa kehamilan.


Partikel halus dapat secara langsung mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan

Paparan polusi udara selama kehamilan dan masa bayi telah dikaitkan dengan kelahiran mati, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan rendah, dan gangguan perkembangan otak, dengan konsekuensi jangka panjang. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat pentingnya jendela paparan ini untuk perkembangan organ. Jika PM2.5 memasuki janin, partikel-partikel tersebut mungkin memiliki dampak langsung pada perkembangannya di dalam rahim. Hal ini tentu saja dapat memengaruhi perkembangan otak anak, termasuk IQ dan kesehatan mental mereka.

🧠 Menurut sebuah studi dari Taiwan, risiko ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) meningkat pada paparan PM2.5 di atas 16 μg/m3 selama awal kehidupan setelah kelahiran dan meningkat tajam saat PM2.5 di atas 50 μg/m3.

Coba bandingkan dengan data kualitas udara di Indonesia berikut!

Dibandingkan dengan batas paparan konsentrasi PM2.5 tahunan WHO sebesar 5 μg/m3, kualitas udara Indonesia cukup memprihatinkan bagi kelompok sensitif seperti anak-anak dan wanita hamil. Selain itu, tampaknya hanya Bali yang aman dari risiko ADHD untuk bayi menurut batas konsentrasi PM2.5 dari penelitian, dengan konsentrasi kurang dari 16 µg/m3.


"Sedia payung sebelum hujan!" 

Tindakan pencegahan sangat penting untuk mengurangi kerusakan pada tubuh kita dari polusi udara, khususnya paparan PM2.5. Melalui aplikasi Nafas, Anda dapat terus memantau kualitas udara di lokasi Anda secara real-time. Hal ini memungkinkan Anda untuk membuat keputusan yang lebih baik untuk menghabiskan waktu di luar rumah bersama keluarga Anda. Selain itu, ikuti tips berikut untuk membantu Anda terhindar dari paparan PM2.5:

💨 Hindari aktivitas di luar ruangan saat kualitas udara buruk

🌬️ Nyalakan pembersih udara saat berada di dalam ruangan

😷 Kenakan masker ketika Anda harus pergi keluar, terutama ketika polusi PM2.5 tinggi

Ingin mempelajari lebih lanjut tentang polusi dan kualitas udara? Mulailah mempelajarinya dari sini