Semua yang Ibu Hamil Perlu Tahu Tentang Bahaya Polusi Udara
Polusi udara makin tidak terkendali, terutama jika warga nafas berdomisili di Pulau Jawa, dan lebih spesifik lagi Jabodetabek. Laporan Kualitas Udara Nafas bulan Mei 2023 menunjukkan bahwa polusi udara meningkat drastis di berbagai wilayah. Tangerang Selatan menjadi wilayah paling berpolusi dengan tingkat polusi PM2.5 59 ug/m3 atau 10x lebih buruk dari pedoman WHO.
Ini tentu masalah serius karena mengancam kesehatan kita. Musuh bersama kita jika berbicara soal polusi udara ialah PM2.5, partikel polusi berukuran sangat kecil yang dapat terhirup ke dalam tubuh, hingga terbawa ke peredaran darah.
Meskipun DKI Jakarta kerap mendapatkan sorotan sebagai kota berpolusi di dunia, nyatanya pada bulan Mei lalu justru kota-kota penyangga seperti Tangsel, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang tingkat polusinya lebih tinggi. Bahkan Tarumajaya di Bekasi menjadi daerah dengan kualitas udara terburuk seperti setara dengan menghisap 115 batang rokok dalam sebulan! 🚬
Ini tentu mengkhawatirkan, sebab kita tidak bisa memilih udara yang kita hirup. Artinya, seluruh kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga lanjut usia, menghirup polusi udara yang sama. Termasuk di antaranya ibu hamil. Banyak penelitian membuktikan dampak negatif polusi udara pada kesehatan ibu hamil dan janin.
Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh ibu hamil yang tinggal di kota berpolusi untuk mengurangi paparan polusi dan dampak buruknya bagi kesehatan?
Kami telah mengumpulkan berbagai artikel nafas yang bisa menjadi sumber informasi dan panduan bagi warga nafas atau anggota keluarganya yang sedang mengandung.
Yuk, simak panduan lengkapnya di bawah ini! 👇
Apa itu PM2.5 dan mengapa itu berbahaya?
Partikel PM2.5 dapat menyebabkan masalah kesehatan yang cukup berat. Partikel tersebut dapat masuk ke paru-paru, lalu ke dalam aliran darah. Ini berbahaya karena PM2.5 terdiri dari bahan beracun seperti nitrat, sulfat, logam berat, dan bahan kimia lainnya.
Apakah PM2.5 berbahaya jika bagi ibu hamil?
Ibu hamil menghirup udara lebih cepat daripada orang lain, dan jantungnya bekerja lebih berat untuk memastikan janinnya mendapatkan cukup banyak oksigen. Logikanya sama dengan orang yang berolahraga. Semakin sering kita bernapas, makan semakin banyak juga udara dan polusi yang terhirup.
Dampak polusi udara terhadap ibu hamil antara lain seperti kerusakan terhadap plasenta, kelahiran prematur, dan berat bayi lahir rendah.
Partikel polusi PM2.5 ditemukan pada janin
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa partikel halus ditemukan pada ibu dan semua bayi yang baru lahir. Artinya sejak dalam kandungan, janin juga terpapar polusi udara.
Lebih lanjut, partikel-partikel polusi PM2.5 juga ditemukan di hati, paru-paru, dan otak janin yang diaborsi. Partikel karbon hitam juga ditemukan di semua sampel jaringan yang dianalisis.
Mengapa PM2.5 berbahaya bagi anak-anak?
Polusi udara dapat berdampak signifikan terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak, terutama pada usia bayi dan balita. Setiap hari, sekitar 93% anak di bawah umur 15 tahun di seluruh dunia (1,8 miliar anak) menghirup udara yang sangat berpolusi. Anak-anak sangat rentan terhadap polusi udara karena paru-parunya masih bertumbuh.
Polusi udara mengancam kesehatan anak-anak
Anak-anak memiliki paru-paru, organ, otak, dan sistem saraf yang sedang berkembang. Masa pertumbuhan dan perkembangan anak-anak merupakan masa yang paling penting bagi masa depan mereka. Untuk berkembang dan matang sepenuhnya, paru-paru anak membutuhkan waktu yang cukup lama. Sistem tubuh yang sedang tumbuh tentunya sangat rentan terhadap efek berbahaya dari polutan seperti PM2.5.
Bagaimana saya bisa melindungi diri dan keluarga saya dari polusi udara?
Polusi udara dapat secara signifikan mempengaruhi kesehatan kita, tetapi ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk membantu melindungi diri dan keluarga, yang dapat anda pelajari di artikel di atas.
Polusi tinggi, aman kah menjemur bayi?
PM2.5, partikulat dengan diameter 2,5 mikrometer, yang merupakan komponen pencemaran udara, dapat memberikan efek yang sangat berbahaya bagi manusia, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan bayi.
Data nafas menunjukkan tingkat polusi PM2.5 yang tinggi pada pagi hari, bertepatan dengan waktu yang biasa direkomendasikan untuk menjemur bayi.
Untuk membantu menjaga bayi tetap aman dari paparan polusi, pastikan untuk mengecek kualitas udara sebelum keluar rumah dan menjemur bayi. Saat polusi udara sedang tinggi, sebaiknya hindari keluar rumah dan jemur bayi dari salah satu sudut rumah yang terkena sinar matahari.
Cara Mengaktifkan Notifikasi Alerts Menjemur Bayi
Aplikasi nafas memiliki fitur special alerts khusus menjemur bayi. Artinya, kamu akan mendapatkan notifikasi langsung jika kualitas udara di lokasimu tergolong baik dan aman untuk menjemur bayi.
Simak langkah-langkah di bawah ini untuk mengaktifkan special alerts menjemur bayi:
- Pilih sensor yang paling dekat dengan rumahmu
- Gulir ke bawah hingga kamu menemukan "Notifikasi Kualitas Udara" dan pilih
- Pilih waktu yang kamu inginkan untuk menjemur bayi**,** misalnya ****pukul 06:30 pagi
- Selesai! Kamu akan mendapatkan notifikasi jika kualitas udara di lokasi rumahmu aman untuk menjemur bayi pada pukul 06.30
Cek kualitas udara semakin mudah dengan fitur ini
Karena anak-anak memiliki organ tubuh yang sedang berkembang, maka memeriksa kualitas udara sebelum waktu bermain sangat penting untuk melindungi kesehatan mereka. Dengan demikian, kami sarankan agar kamu mengatur lokasi rumah dan lokasi penting lainnya (seperti sekolah, kantor, tempat les, dll) sebagai lokasi favorit. Tujuannya agar lebih mudah saat mengecek kualitas udara secara real time. Cukup tekan ❤️ di lokasi yang kalian pilih.
💡 Setelah mengetahui semua dampak yang buruk yang mengintai ibu hamil, sebaiknya kita tetap waspada demi menjaga kesehatan diri sendiri dan anak yang kita kandung. Pastikan untuk selalu mengecek kualitas udara sebelum beraktivitas dan pakai masker (respirator N95/KN95) saat berada di luar rumah.
☝️ Follow @nafasidn di Twitter dan Instagram agar selalu update soal isu polusi udara.