LEARN / BLOG

Apakah bentuk Kota Bandung yang menyerupai 'mangkuk' mempengaruhi kualitas udaranya?


WRITTEN BY

Anggid Primastiti

PUBLISHED

25/11/2022

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Ketika berbicara tentang Bandung, selain populer sebagai satu tujuan wisata favorit di Jawa Barat, kota ini juga identik dengan cuacanya yang sejuk dan segar. Masalahnya, cuaca sejuk tidak sama dengan kualitas udara yang baik.

Minggu lalu, warga Nafas ada yang dibuat heran dengan kondisi udara pagi di Bandung yang lebih buruk daripada udara Jakarta. Lihat kualitas udara Bandung pagi hari yang dimaksud di bawah ini!

Data berwarna oranye dan merah menunjukkan bahwa kualitas udara di daerah tersebut sedang tidak baik. Sementara hanya satu daerah yang menunjukkan warna hijau, atau udaranya sehat, yaitu Lembang. Hmm, kenapa ya hal itu bisa terjadi?

👀 Berikut tiga hal yang akan kita bahas bersama di artikel ini:

  • Topografi Bandung yang seperti mangkuk membentuk pola kualitas udara yang unik
  • Polutan udara cenderung terakumulasi pada dasar mangkuk (dataran rendah) pada musim hujan (tetapi tidak selalu)
  • Pengaruh angin lokal terhadap kualitas udara di Bandung

Sekarang, mari kita pelajari keunikan Kota Bandung dan kualitas udaranya bersama-sama!


Topografi Bandung membentuk pola unik bagi kualitas udaranya

Rupanya kualitas udara Bandung yang unik turut dipengaruhi oleh pegunungan yang mengelilingi kota ini. Jadi, sumber-sumber polusi udara lokal bukan satu-satunya faktor pendukung yang menentukan baik-buruknya kualitas udara kota Bandung.

Ibarat mangkuk, dataran Bandung membentuk suatu cekungan. Jika ada polusi lokal yang terbentuk di dalamnya, mereka akan terperangkap dan sulit keluar dari “mangkuk” ketika mangkuk ditutup (pagi dan malam). Namun, ketika tutupnya terbuka (sore hari), polutan dapat dengan mudah menyebar ke segala arah. Tutup mangkuk ini mengacu pada lapisan batas planet yang dapat Anda baca selengkapnya di sini.


Beda ketinggian dataran = beda kualitas udara

Mari kita lihat perbedaan kualitas udara di lokasi-lokasi ini!

Pada setiap musim, daerah Kayuambon (Lembang) yang berada di dataran tinggi cenderung memiliki kualitas udara yang lebih baik daripada daerah Padalarang (Kertamulya) dan Margahayu (Manjahlega) yang berada di dataran rendah. Polutan udara yang terbentuk ini cenderung terakumulasi di dasar mangkuk, sehingga mengubah kualitas udaranya menjadi buruk.


Angin membantu persebaran polutan

Tim Nafas mengobservasi bahwa rata-rata angin datang dari pegunungan utara pada pagi hari di musim hujan. Dengan demikian, PM2.5 bergerak dan tersebar ke daerah selatan, hingga terakumulasi di bagian dataran rendah cekungan Bandung.

Mari kita lihat gambar berikut bersama-sama!

Anda mungkin berpikir: "Ya, polutan lebih terkonsentrasi di cekungan dibandingkan di dataran tinggi seperti Lembang."

Ya, selain dari sumber-sumber lokal, menuju jam 9 pagi, terlihat pola PM2.5 berubah akibat adanya angin yang mulai bertiup ke pegunungan selatan. Grafik arah angin di bawah ini mengonfirmasi bahwa pada jam 9 pagi, arah mulai berubah dari arah tenggara (~150°) kemudian datang dari arah timur laut (~40°).

Hal ini konsisten dengan temuan sebuah studi, yang menemukan bahwa selama musim hujan, angin lembah di pagi hari cenderung menuju ke arah pegunungan selatan cekungan Bandung karena aktivitas awan konvektifnya yang lebih kuat, yang mendorong akumulasi polutan di daerah selatan-tenggara cekungan Bandung karena semua angin menuju ke sana.


Pantau kualitas udara di lokasimu secara rutin

Kini kita telah paham bahwa topografi dan angin lokal turut berkontribusi pada perubahan kualitas udara. Meskipun polusi udara akan terus ada dan kondisinya berubah-ubah, kita masih bisa memprediksinya melalui arah dan kecepatan angin. Dengan demikian, prediksi kualitas udara dapat lebih mudah diketahui. Pemantauan rutin kualitas udara pun diperlukan untuk melindungi tubuh kita dari paparan polusi udara.

Nafas telah memasang lebih dari 180 sensor pemantau kualitas udara di beberapa kota di Indonesia. Melalui aplikasi nafas, kamu dapat mengetahui kualitas udara di lokasimu secara real-time, lengkap dengan prediksinya hingga 24 jam ke depan. Melalui Wawasan Nafas, kamu juga bisa mendapatkan rekapan data kualitas udara di lokasi-lokasi pilihanmu selama 7 hari terakhir.

Tertarik untuk menjadi host sensor di kotamu? Daftar sekarang di sini!