LEARN / BLOG

Apa itu "sumber hiperlokal" polusi udara?


WRITTEN BY

Anggid Primastiti

PUBLISHED

07/11/2022

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Apakah Anda sadar bahwa kualitas udara baru-baru ini telah membaik? Kualitas udara kami telah membaik sejak awal musim hujan. Angin kencang selama musim hujan berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kualitas udara di beberapa kota di Indonesia.

Namun, hal ini tidak terjadi setiap hari. Terkadang, kualitas udara di beberapa titik sensor Nafas berubah menjadi merah, yang menandakan kualitas udara yang tidak sehat.

Jadi, apa yang menyebabkan hal ini?

Ini disebabkan oleh sumber hiperlokal!

🧐 Di artikel ini, kamu akan mempelajari tentang:

  • Udara di setiap tempat bisa sangat berbeda akibat sumber hiperlokal
  • Informasi kualitas udara di Cilandak, Cawang, danDuri Utara sebagai lokasi yang terpapar sumber hiperlokal, hingga mencapai 9x di atas batas anjuran WHO
  • Langkah penting dalam menghindari paparan polusi udara


Mengenal sumber hiperlokal

Lokasi dan karakteristik hotspot polusi udara hiperlokal dapat berubah dari waktu ke waktu. Hal ini dapat terjadi karena berbagai sumber polusi, seperti pembakaran sampah terbuka, asap rokok, fogging, emisi industri, dan bahkan asap yang dihasilkan oleh kegiatan memasak. Kualitas udara akan memburuk seiring dengan meningkatnya jumlah sumber polutan dan sebaliknya.

Keberadaan sumber-sumber hiperlokal ini dibuktikan dengan peningkatan polusi PM2.5 yang cepat yang berlangsung hanya beberapa jam. Sensor Nafas baru-baru ini mendeteksi peningkatan yang signifikan di tiga area.


#1 📍 Cilandak, Jakarta Selatan

Cilandak di Jakarta Selatan adalah salah satu lokasi di mana tingkat polusi udara meningkat karena sumber-sumber hiperlokal. Coba periksa grafiknya!

Grafik menunjukkan bahwa kualitas udara rata-rata di Cilandak adalah 28 µg/m³, sedangkan pada tanggal 2 Oktober 2022, sensor mencapai 240 µg/m³ antara pukul 19.00 dan 22.00 WIB. Ini merupakan peningkatan 9x lipat di atas rata-rata! Perbedaan data yang signifikan menunjukkan bahwa sensor Nafas mendeteksi sumber polusi PM2.5 hiperlokal.


#2 📍 Cawang, Jakarta Timur

Cawang, sebuah kelurahan di Jakarta Timur, juga mengalami hal yang sama. Mari kita lihat grafik berikut!

Di Cawang, rata-rata konsentrasi PM2.5 yang terukur oleh sensor Nafas adalah 41 µg/m³, tetapi pada 12 September 2022 mencapai 336 µg/m³ pada pukul 19.00 hingga 22.00 WIB. Sekitar 9x di atas rata-rata!


#3 📍 Duri Utara, Jakarta Barat

Tim Nafas juga menemukan hal serupa di Duri Utara, Jakarta Barat, di mana peningkatan polusi terjadi pada sore hari pada 5 Oktober 2022.

Pada pukul 11.00 AM - 3.00 PM, Anda dapat melihat pada grafik bahwa rata-rata harian pada sensor adalah 30 µg/m³, tetapi ada peningkatan polusi PM2.5 yang mencapai 236 µg/m³.


Kenali dari mana datangnya polusi udara

Sumber polusi udara diklasifikasikan menjadi empat jenis: sumber titik, sumber bergerak, sumber area, dan sumber alami. Sumber titik adalah sumber tidak bergerak, seperti cerobong asap di pabrik industri, sedangkan sumber bergerak adalah sumber bergerak, seperti mobil, sepeda motor, pesawat, kereta api, dan kendaraan berbahan bakar lainnya.

Sumber area adalah kawasan yang di dalamnya terdapat kegiatan yang menghasilkan pencemaran udara, seperti kawasan industri, kawasan peternakan, kota, dan kawasan hutan yang terbakar. Selain itu, sumber alami berasal dari alam tanpa campur tangan aktivitas manusia, misalnya gunung meletus, debu yang tertiup angin, dan kebakaran hutan.

Sumber pencemaran udara mempengaruhi konsentrasi pencemar di suatu daerah. Keragaman sumber ini merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan saat memasang sensor kualitas udara.

Ketidaksamaan polusi udara membutuhkan pemantauan udara hiperlokal. Pemantauan udara hiperlokal akan membuat Anda lebih sadar akan pengaruh lokal pada tingkat polusi udara. Semakin banyak sensor yang dipasang, semakin detail data yang diperoleh di setiap area yang berbeda. Dengan demikian, hasil sensor untuk setiap daerah juga akan berbeda. Itulah mengapa Nafas memiliki lebih dari 180 sensor di berbagai kota.


Bagaimana cara mengurangi paparan PM2.5 dari sumber hiperlokal?

Meskipun kualitas udara membaik karena musim hujan, kita semua harus terus memantau tingkat polusi PM2.5 di daerah tempat tinggal kita. Untuk mengurangi paparan PM2.5, Anda dapat mengambil tindakan berikut:

  • Selalu pantau kualitas udara luar ruangan dengan aplikasi Nafas untuk merencanakan hari Anda sebelum beraktivitas di luar ruangan.
  • Kurangi aktivitas di dekat sumber polusi udara, seperti jalan yang sibuk, aktivitas pembakaran, dll. Mengenakan masker adalah suatu keharusan!
  • Untuk jangka panjang, jika Anda melihat aktivitas pembakaran sampah di sekitar Anda, laporkan melalui aplikasi JAKI. Laporan Anda akan diteruskan ke Dinas Lingkungan Hidup terkait.

    Nafas selalu berusaha untuk memperluas jaringan sensor kami lebih jauh lagi. Anda juga dapat menjadi tuan rumah sensor kami dengan mendaftarkan diri Anda di sini.