LEARN / ARTICLE

Bagaimana Kesehatan Udara dalam Ruangan Menunjang Performa Bisnis Anda?


WRITTEN BY

Kezia Grace

PUBLISHED

01/03/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Environmental Social Governance (ESG) adalah suatu standar yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam praktik bisnis dan investasinya dengan menjalankan tiga kriteria utama, yakni Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola Perusahaan). Dengan mengintegrasikan dan mengimplementasikan ketiga kriteria tersebut, harapannya para perusahaan dapat menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Tren investasi ESG semakin meningkat dalam 8 tahun terakhir dengan total kenaikan nilai investasi ESG secara global mencapai 170,48%, atau sekitar USD 30,7 triliun. Dari kacamata investasi ESG, nilai perusahaan akan meningkat jika tidak hanya mengedepankan keuntungan semata, namun juga memperhatikan sisi keberlanjutan dan kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah.

Terdapat beberapa organisasi atau perusahaan yang yang dapat mengaudit atau melakukan penilaian dan pemeringkatan skor ESG yang telah diimplementasikan oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Di bawah ini adalah berbagai lembaga pemeringkatan ESG yang populer di kalangan perusahaan tingkat global.


Penerapan strategi Environment (lingkungan) menyoroti laku bisnis suatu perusahaan agar rama lingkungan, mulai dari dalam memanfaatkan sumber daya alam (SDA), penanganan limbah,emisi karbon, serta dampaknya bagi flora dan fauna.

Kriteria Social (sosial) mengkaji dampak operasial sebuah perusahaan terhadap pemenuhan hak asasi manusia dasar dan hak buruh, karyawan, serta anggota masyarakat lainnya. Ini mencakup segala upaya menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, inklusif, dan setara. Memperhatikan aspek sosial ini sangat penting demi kelangsungan bisnis yang bertanggung jawab.

Dibandingkan aspek lingkungan dan sosial yang lebih konkret capaiannya, aspek Governance (tata kelola) cenderung lebih rumit. Singkatnya, aspek ini mencakup upaya terkait transparansi, akuntabilitas, dan kesesuaian dalam menjalankan bisnis. Mulai dari menghindari aktivitas ilegal dan konflik kepentingan, hingga akuntabilitas terhadap pemgang saham.

Kualitas udara dalam Strategi ESG

Lalu ada di mana isu kualitas udara dalam strategi ESG berada? Setidaknya, terletak pada dua aspek, yaitu lingkungan (environment) dan sosial (social). Bagaimana sebuah perusahaan menjalankan bisnis yang ramah lingkungan dan dapat menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi seluruh karyawannya.

Laporan Clean Air Fund tahun 2021 menyatakan bahwa polusi udara dapat mempengaruhi bisnis secara langsung, yaitu dengan menyerang kesehatan pekerja, menurunkan produktivitas, hingga mengurangi pemasukan.


Penelitian Harvard juga menunjukkan hasil serupa. Dampak polusi PM2.5 tak hanya menyerang kesehatan fisik, namun juga kemampuan kognitif karyawan. Untuk setiap kenaikan PM2.5 sebesar 10 µg/m3 di atas (15 µg/m3), produktivitas terbukti menurun sebanyak 6%. Tak hanya itu, 26.6 jam waktu kerja juga terancam hilang setiap 1 µg/m3 kenaikan polusi PM2.5.

Dalam lingkup luas, kebermanfaatan perusahaan terlihat dari usahanya menjalankan bisnis yang ramah lingkungan dengan tidak menyumbang polusi udara. Selain itu, dengan memperhatikan kesehatan udara dalam ruangan kerja, perusahaan juga telah memenuhi kewajibannya dalam menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi seluruh pekerjanya.

Clean Air Zone oleh Nafas siap menjadi rekan bisnismu sebagai penyedia layanan udara sehat dalam ruangan berbasis langganan. Hubungi kami sekarang untuk berlangganan!