LEARN / ARTICLE
Apakah PM2.5 itu buruk bagi kulit saya?
Polusi udara tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik. Kulit kita juga mengalami dampak negatif karena kulit terpapar secara langsung oleh polutan di udara seperti PM2.5.
Salah satu senyawa kimia yang mengandung PM2.5 di udara adalah lipofilik, senyawa yang dapat menyatu dengan lemak, sehingga ia dapat dengan mudah menembus kulit manusia.
PM2.5 menyebabkan iritasi kulit dan memperburuk eksim
Dampak jangka pendek dari PM2.5 termasuk iritasi dan ketidakseimbangan kulit karena sel dan protein pelindung kulit mulai rusak. Kulit dapat menjadi kering, gatal, atau memerah, dan masalah kulit seperti eksema dan psoriasis dapat memburuk. PM2.5 juga dapat menyumbat dan memperbesar pori-pori, memicu inflamasi dan jerawat.
PM2.5 mempercepat proses penuaan
Setelah PM2.5 dan polutan lain sudah menembus kulit, terjadi proses reaksi kompleks yang merusak kulit melalui respons yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif berperan penting dalam proses penuaan. Kulit kita akan terlihat lebih tua lebih cepat serta muncul lebih banyak kerutan kulit dan bintik-bintik gelap. Sebuah studi dari Jerman membandingkan warga kota dengan warga pedesaan dan menemukan bahwa perempuan di kota mengalami 20% lebih banyak bintik-bintik gelap di kulit muka.
PM2.5 dapat menyebabkan kanker kulit
PM2.5 juga dipercaya berkontribusi terhadap pertumbuhan sel kanker kulit. Walaupun kebanyakan kanker kulit disebabkan oleh paparan berlebih terhadap sinar ultraviolet (UV), PM2.5 dapat menghambat fungsi salah satu gen yang berperan menghancurkan kimia asing bernama PAH. PAH ini terbentuk di udara akibat pembakaran tidak sempurna dari batubara, bensin, minyak, kayu, dan produk lain. Jika PAH menembus kulit, ia merusak DNA dan mendorong pembentukan sel-sel kanker.
Banyak produk kecantikan menyatakan bahwa produk mereka dapat melindungi kulit dari polusi udara, tetapi bukti ilmiahnya belum jelas. Sunblock (krim matahari) sudah terbukti melindungi kita dari radiasi UV dan sebaiknya selalu dipakai jika berkegiatan di luar rumah, namun perlu lebih banyak penelitian terkait produk kecantikan dan perlindungan kulit dari PM2.5.
Sebisa mungkin, sebaiknya kita diam di rumah saja pada hari berpolusi tinggi. Rumah seharusnya ditutup dengan baik (tanpa celah di sekitar jendela dan pintu) dan menggunakan produk filtrasi udara untuk memperbaiki kualitas udara.
PM2.5 tidak hanya buruk bagi kulit kita, tetapi juga sangat berbahaya bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang lansia. Dampaknya juga lebih parah jika kita berolahraga di luar ruangan.
Referensi
Piao, M.J., Ahn, M.J., Kang, K.A. et al. 2018. ‘Particulate matter 2.5 damages skin cells by inducing oxidative stress, subcellular organelle dysfunction, and apoptosis’, Archives of Toxicology 92:2077–2091. https://link.springer.com/article/10.1007/s00204-018-2197-9
Vierkotter, Andrea, Tamara Schikowski, Ulrich Ranft, Dorothea Sugiri, Mary Matsui, Ursula Kramer, and Jean Krutmann. 2010. ‘Airborne particle exposure and extrinsic skin aging’, Journal of Investigative Dermatology 130(12):2719-2726. https://doi.org/10.1038/jid.2010.204