LEARN / BLOG

Studi: Polusi Udara Bikin Hati Merana


WRITTEN BY

Nafas Indonesia

PUBLISHED

14/12/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Temuan Utama

Studi ini membahas korelasi antara konsentrasi PM2.5 dan subjective well-being (SWB), sebuah pengukuran yang umum digunakan dalam kesehatan mental dan kebahagiaan. Selain itu, SWB memberikan gambaran tentang bagaimana orang mempersepsikan kehidupan sehari-harinya. SWB bukan hanya ukuran kebahagiaan saja, tetapi juga kesehatan individu, kesejahteraan, dan umur panjang. Menilik hubungan antara PM2.5 dan SWB bisa memberikan informasi yang berharga tentang dampak polutan terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

Studi ini menemukan dampak negatif polusi udara (PM2.5 tahunan) terhadap tingkat kebahagiaan rata-rata di China. Temuan studi:

setiap peningkatan PM2.5 sebanyak 1 µg/m3, dengan baseline 33,57 µg/m3, tingkat kebahagiaan menurun sebesar 0,006.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan dampak langsung polusi udara, yaitu memengaruhi kebahagiaan karena memicu timbulnya depresi, emosi negatif, dan penurunan persepsi terhadap kualitas hidup. Sementara itu, dampak tidak langsung juga ada, di antaranya dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan keengganan untuk beraktivitas fisik di luar ruangan.

Metodologi

Studi ini menyelidiki dampak konsentrasi PM2.5 tahunan terhadap kebahagiaan di 25 provinsi di China dari tahun 2003 hingga 2015, dengan mengesampingkan sembilan provinsi karena ketidaktersediaan data tingkat kebahagiaan. Provinsi dikategorikan berdasarkan kelompok dengan pendapatan tinggi/rendah dan tingkat kebahagiaan tinggi/rendah untuk meraih efek yang beragam.

Dengan menggunakan model data panel, studi ini mengandalkan Survei Sosial Umum China untuk kebahagiaan yang dilaporkan secara mandiri dan deviasi standar, sementara data PM2.5 bersumber dari grid tahunan global. Berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, status kesehatan, inflasi, dan urbanisasi juga dipertimbangkan untuk memahami hubungan yang kompleks antara polusi PM2.5 dan kesejahteraan individu. Tujuannya adalah memberikan temuan rinci tentang bagaimana polusi udara dapat memengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan individu.

Mengapa Ini Penting

  1. Dampak Kesehatan Masyarakat: Memahami korelasi antara konsentrasi PM2.5 dan subjective well-being (SWB) sangat penting untuk menilai dampak polusi udara pada kesehatan mental masyarakat. Ini juga bisa dijadikan ukuran untuk menilai seberapa serius dampak polusi udara pada kehidupan sehari-hari individu.
  2. Perlunya Langkah Preventif: Fokus studi pada SWB sebagai prediktor kesehatan dan kesejahteraan individu menekankan pentingnya penanganan polusi udara untuk meningkatkan kesejahteraan. Selain itu juga potensial mengurangi beban kesehatan.
  3. Panggilan untuk Aksi Nyata: Dengan mengetahui berbagai sumber polusi udara, serta perkembangan ekonomi, pengelolaan limbah, transportasi, dan ketidaksetaraan sosial, menekankan perlu adanya kebijakan pencegahan polusi udara yang mendesak dan komprehensif. Populasi rentan yang terpengaruh oleh PM2.5 dan polutan lainnya memerlukan pendekatan kebijakan holistik.
  4. Upaya Kolaboratif: Para pembuat kebijakan harus mendorong kerjasama antara sektor-sektor berbeda, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat, untuk menerapkan kebijakan yang efektif mengurangi dampak polusi udara dan meningkatkan kesejahteraan warga.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan merujuk pada laporan penelitian lengkapnya, atau studi terkait di bidang psikologi lingkungan dan kesehatan masyarakat.