Secercah Udara Segar dari Angin Gak BerKTP
Wow.
Sudah 7 hari berlalu dan terus berlanjut.
Kualitas udara sehat sejak 29 November, dan kota ini benar-benar berubah total.
Bisakah kamu percaya ini Jakarta?
Hal ini akhirnya menjadi topik yang trending, karena kejutan dari langit cerah mendadak menyebar di TikTok, Instagram, dan Twitter.
Tapi, kenapa ini bisa terjadi?
Apakah pemerintah tiba-tiba mematikan semua pembangkit listrik?
Apakah penjualan kendaraan listrik (EV) mencapai rekor tertinggi?
Apakah orang-orang meninggalkan mobil mereka di rumah?
Mari kita bahas lebih dalam.
Awal Bulan yang Beracun
Menurut data yang dikumpulkan oleh Nafas, beberapa minggu pertama bulan ini sebenarnya cukup buruk.
Pada tanggal 17, selama acara lari di Jakarta, PM2.5 bahkan mencapai XXX µg/m³, dan saya sempat memposting di Twitter tentang perlunya membatalkan acara seperti ini saat hari-hari dengan tingkat polusi udara tinggi.
Dan beberapa hari berikutnya, semuanya berubah drastis.
Angin Baru Akan Berembus
Di antara musim hujan dan musim kemarau, ada yang disebut musim peralihan. Selama periode ini, terjadi perubahan besar pada kondisi meteorologi.
Mulai 18 November, angin mulai bertiup dari arah barat. Awalnya hanya sedikit, tetapi kemudian bertiup jauh lebih signifikan.
Pada saat yang sama, kecepatan angin juga meningkat secara signifikan dalam periode waktu yang sama. Mulai 18 November, kecepatan angin harian rata-rata meningkat sebesar X% dibandingkan beberapa minggu sebelumnya.
Dari mana semua ini berasal?
Angin Gak BerKTP – Solusi Polusi Jakarta?
Jika melihat keseluruhan bulan, peralihan antara musim kemarau dan musim hujan terlihat sangat jelas – lihat data di bawah ini.
Jadi, kita sekarang tahu bahwa angin dan kecepatan angin memainkan peran besar dalam perubahan mendadak ini. Ya, ada sedikit hujan juga, tetapi partikel PM2.5 sebagian besar tertiup ke tempat lain.
Hal ini disebabkan oleh Siklon Robyn di perairan Australia, yang berlangsung selama beberapa hari dan menyebabkan pola angin di wilayah ini berubah.
Kabar baiknya, siklon ini tidak menghantam daratan dan justru memberi paru-paru kita istirahat yang sangat dibutuhkan selama masa peralihan musim ini.
Kita dapat mengatakan bahwa masa transisi ini terdiri dari 3 fase:
Fase 1: 1-18 November
Fase 2: 18-27 November
Fase 3: 27-30 November
PM2.5 level chart
Fase 1 ke 2 : 42%
Fase 2 ke 3: 33%
Wind Speed Chart
Fase 2 ke 3: 39%
Wind Speed in Jakarta
Fase 1 | Fase 2 | Fase 3 |
Setelah 7 hari dengan kualitas udara yang sangat baik, kita benar-benar dimanjakan.
Kita tidak melakukan apa-apa untuk mengurangi tingkat polusi dari perspektif aktivitas manusia.
Pembangkit listrik masih beroperasi, mobil dan truk masih terjebak di kemacetan, dan orang-orang masih membakar sampah.
Tapi setidaknya, langit kita terlihat seperti ini.
Mari kita berharap kondisi meteorologi kita ini bertahan selama mungkin.
Dan jangan lupa untuk memeriksa aplikasi Nafas untuk melacaknya!