LEARN / BLOG

Peringkat Polusi DKI Jakarta Turun dari 12 menjadi 20. Akhirnya kualitas udara membaik?


WRITTEN BY

nafas Indonesia

PUBLISHED

18/03/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia



💡 Ringkasan:

  • Polusi PM2.5 DKI Jakarta 2022 turun dibandingkan 2021.
  • Hal ini dapat didukung oleh naiknya kecepatan angin sebanyak 12% tahun lalu.
  • Tidak cukup menilai kualitas udara dari rata-rata wilayahnya saja karena DKI Jakarta begitu besar dan polusi bersifat hiperlokal.
  • Data nafas menunjukkan tingkat polusi tetap tinggi di sebagin besar kecamatan DKI Jakarta.

Baru-baru ini World Air Quality Report 2022 menempatkan DKI Jakarta sebagai kota paling berpolusi ke-20 di dunia dengan polusi PM2.5 sebesar 36.2 ug/m3, dari sebelumnya peringkat ke-12 di tahun 2021 dengan tingkat PM2.5 sebesar 39.2 ug/m3. Apakah berarti kualitas udara DKI Jakarta akhirnya membaik?

Setelah melakukan pemantauan, data nafas menunjukkan hasil serupa. Dibandingkan di tahun sebelumnya, di tahun 2022 polusi PM2.5 DKI Jakarta turun sebanyak 3 ug/m3.



Apa yang menyebabkan penurunan polusi ini? Apakah sumber polusi secara signifikan berkurang atau ada faktor lain yang mendukung penurunannya?

Penelusuran kami menemukan fakta bahwa di periode yang sama polusi PM2.5 menurun di DKI Jakarta, kecepatan angin juga ikut meningkat sebanyak 12%. Artinya, kecepatan angin yang meningkat tahun lalu turut membantu meningkatkan kualitas udara di ibukota.



Meskipun begitu, menilai kualitas udara DKI Jakarta dari rata-rata wilayahnya saja tidak cukup. Wilayah DKI Jakarta begitu besar, sementara polusi bersifat hiperlokal. Kabar baiknya, nafas memiliki banyak sensor terpasang di berbagai daerah di DKI Jakarta.

Yuk, kita bedah data kualitas udara DKI Jakarta 2022! Kita mulai dengan melihat data kualitas udara di masing-masing kotamadya DKI Jakarta.



Data nafas memperlihatkan bahwa polusi PM2.5 di Jakarta Timur lebih tinggi dari rata-rata DKI Jakarta, yaitu sebesar 43 ug/m3 atau hampir 9x lebih tinggi dari anjuran WHO.

Sekarang kita masuk lebih detail lagi ke skala kecamatan. Dari data dibawah terlihat jelas bahwa banyak kecamatan yang melampaui rata-rata provinsi. Tiga kecamatan DKI Jakarta dengan polusi PM2.5 tertinggi pada 2022 antara lain Ciracas, Jakarta Timur (56 ug/m3), Cipayung, Jakarta Timur (52 ug/m3), dan Pesanggrahan, Jakarta Selatan (51 ug/m3).



Dari penelusuran data nafas, terlihat bahwa polusi udara merupakan masalah besar di hampir seluruh daerah di DKI Jakarta! Rata-rata polusi PM2.5-nya pun jauh melampaui anjuran WHO, hingga mencapai 11x lebih tinggi.

Yang perlu kita ingat adalah kualitas udara bersifat hiperlokal dan fluktuatif. Artinya, ada ruang untuk faktor-faktor lain yang mempengaruhi perubahannya, misalnya sumber polusi, cuaca dan atmosfer, serta faktor lainnya.

Jadi, jangan cepat terbuai dengan peringkat ya, warga nafas! Perjuangan kita masih panjang menuju udara bersih dan sehat untuk semua.


☝️ Apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalisasi paparan polusi udara?

  1. Cek kualitas udara di aplikasi nafas setiap hari sebelum beraktivitas
  2. Saat kualitas udara memburuk, ikuti rekomendasi nafas untuk meminimalisasi paparan udara
  3. Kurangi waktu berolahraga di luar saat polusi tinggi, atau pindahkan tempat berolahraga ke salah satu lokasi Clean Air Zone yang terjamin kesehatan udaranya.