LEARN / BLOG

Menilik Kualitas Udara Depok, si Kota Fenomenal


WRITTEN BY

nafas Indonesia

PUBLISHED

03/08/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Depok, sebuah kota di dekat Jakarta ini cukup dikenal warga Indonesia akan banyaknya ‘kisah fenomenal’ yang terjadi di kota tersebut. Pernah menjadi kota dengan kasus COVID-19 pertama kali di Indonesia, lokasi petir terganas sedunia berada, hingga kota dengan banyaknya isu ‘babi ngepet’, sudahkah Depok memiliki kualitas udara yang baik dan sehat untuk dihirup?

Yuk, kita ulas kualitas udara di Depok!

Rupanya, kualitas udara di Depok juga tak kalah unik

Warga Nafas, coba amati gambar sebaran sensor Nafas di bawah! Gambar di bawah ini adalah lokasi sensor Nafas di Depok, urut dari Barat ke Timur (lihat dari kiri ke kanan). Data ini adalah data sejak tanggal 1 hingga 11 Juli 2023.



Dari peta sebaran sensor di atas, ada satu hal unik dari kualitas udara di Depok: wilayah Depok bagian barat lebih berpolusi dibandingkan bagian timur. Kita bisa melihat bahwa wilayah di bagian barat, seperti Bedahan dan Grogol contohnya, menjadi dua area dengan kualitas udara yang tidak sehat jika dibandingkan dengan wilayah Depok timur.

Dari gambar di atas, kalian dapat melihat bahwa kondisi udara di Bedagan dan Grogol di bagian barat Depok tidak sehat untuk dihirup, dengan jumlah PM2.5 mencapai 60 µg/m3‼️ Namun, sebaliknya, semakin ke wilayah timur Depok, jumlah PM2.5 rupanya semakin sedikit. Buktinya, Limo dan Cipayung memiliki kualitas udara yang moderat.

Kualitas udara di Depok lebih buruk daripada di DKI Jakarta

Kualitas udara di Depok bisa dibilang ‘unik’, tetapi bukan berarti unik dalam makna yang baik. Pasalnya, kualitas udara Depok ternyata lebih buruk dibandingkan DKI Jakarta. Mari kita lihat grafik di bawah ini!



Grafik tersebut menggambarkan jumlah PM2.5 di Depok (garis berwarna biru) dan Jakarta (garis berwarna hitam). Tingkat polusi udaranya terlihat konsisten lebih tinggi dari ibukota sejak Januari hingga Juli 2023.

Sebenarnya, ada apa dengan kualitas udara di Depok?

Konsisten lebih buruk daripada Jakarta, mungkin membuat kalian bertanya-tanya tentang udara di Depok yang begitu buruk. Di bawah, terdapat grafik yang menggambarkan kualitas udara Depok pada bulan Juni 2023 lalu.



Dapat dilihat bahwa hampir seluruh daerah di Depok rata-rata kualitas udaranya tidak sehat, kecuali Limo dan Cipayung. Bahkan, Bedahan menjadi daerah dengan tingkat polusi udara tertinggi, yaitu sebesar 63 µg/m3 atau 12x di atas batas paparan tahunan WHO (5 µg/m3), jauh melampaui rata-rata DKI Jakarta yang sebesar 43 µg/m3! 😱

Buruknya kualitas udara ini disebabkan oleh variasi iklim lokal, sumber polusi (hiperlokal dan bawaan), serta lokasi geografis daerah yang tentunya berbeda.

Sekarang, yuk kita lihat lebih detail kondisi tiap-tiap daerahnya!

Bedahan (si daerah paling berpolusi)

Gambar di bawah adalah kondisi udara di Bedahan sejak Januari hingga Juli 2023.



Dari grafik bar di atas, ternyata polusi udara Bedahan konsisten tinggi sejak Januari. Udara memang membaik saat bulan Februari, tetapi kembali memburuk dan semakin buruk hingga Juli. Bahkan, bulan Mei menjadi bulan dengan kualitas udara terburuk di Bedahan, dengan tingkat PM2.5 bulanan tertinggi yang mencapai 69 µg/m3 (14 kali di atas batas paparan tahunan WHO)!

Cinere

Ketiga, kami ingin menunjukkan pula kualitas udara di Cinere sejak Januari hingga Juli 2023.



Sebetulnya, jika dibandingkan dengan dua daerah sebelumnya, kualitas udara di Cinere memiliki pola yang sama dengan Bedahan dan Grogol. Beruntungnya, kualitas udara di Cinere cenderung lebih baik. Bahkan, pada 2023 ini ada 3 bulan yang rata-ratanya cukup baik, yaitu Januari, Februari, dan April.

Warga Depok menghirup udara tidak sehat sepanjang Juni 2023

Selama bulan Juni lalu, warga Depok rata-rata menghirup udara tidak sehat sepanjang hari, dengan tingkat polusi tinggi kerap terjadi pada pagi dan malam hari.

Melihat kualitas udara yang cenderung buruk hampir di seluruh daerah Depok, kewaspadaan sebaiknya terus ditingkatkan, khususnya untuk para ibu hamil atau orang tua yang memiliki anak kecil. Pasalnya, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa polusi PM2.5 bisa menyebabkan kerusakan plasenta, kelahiran prematur, dan berat bayi lahir rendah (Malley et al., 2017). Suatu studi lain pun menunjukkan nyaris tidak ada batas aman polusi PM2.5 bagi anak-anak. Artinya, polusi udara benar-benar memberi dampak buruk bagi kesehatan anak, sekecil apapun paparannya ⚠️

Selain itu, ada pula hasil studi di China tahun 2019 menunjukkan adanya 4,3% kenaikan jumlah rawat inap anak-anak terkait infeksi saluran pernapasan bawah pada setiap kenaikan PM2.5 sebesar 10 µg/m3 dalam waktu 6 hari (Xia dkk., 2019) 🚩

Namun, kabar baiknya, pada 28 hingga 30 Juni, kualitas udara cukup baik berturut-turut dari tengah malam hingga pukul 2 siang. Bayangkan jika kualitas udara di Depok terus seperti ini, tentu warga Nafas yang tinggal di Depok dapat terus menghirup udara dengan bebas dan tanpa rasa gelisah, ya!

Masihkah ada cara untuk terhindar dari polusi udara?

Sayangnya, kita tidak bisa benar-benar menghindari polusi udara seratus persen. Namun, mencegah diri terhadap paparannya tentu dapat kita lakukan. Berikut ini adalah tips dari tim Nafas untuk melindungi diri dan anak kita dari paparan polusi udara:

  • Pantau kualitas udara secara rutin di aplikasi Nafas
  • Jika kualitas udara sedang buruk, hindari beraktivitas di luar ruangan.
  • Selalu pakai masker saat keluar rumah. [”Anak di atas 2 tahun dapat menggunakan masker (masker kain atau masker sekali pakai) yang ukurannya pas menutupi hidung dan mulut.” - dr. Citra Amelinda]
  • Tutup pintu dan jendela saat kualitas udara buruk. Penggunaan air purifier bisa membantu membersihkan udara di dalam ruangan.