LEARN / BLOG

Memahami Keterkaitan Polusi Udara dan Gangguan Bipolar


WRITTEN BY

Nafas Indonesia

PUBLISHED

26/01/2024

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Ringkasan Jurnal

Temuan Utama

Penemuan dari studi ini berfokus pada adanya peningkatan risiko kesehatan mental yang dipicu oleh polusi udara di Amerika Serikat (AS).

Bipolar merupakan gangguan yang paling terdampak oleh polusi udara. Faktanya, daerah dengan kualitas udara terburuk menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA) menunjukkan rasio peningkatan kasus bipolar sebanyak 29%. Hal ini disebabkan oleh polutan yang masuk ke dalam jaringan otak dan berdampak pada gangguan saraf dan kejiwaan.

Metodologi

Studi ini menggunakan basis data kesehatan (klaim asuransi kesehatan yang mencakup klaim rawat inap dan rawat jalan, prosedur medis, dan resep obat-obatan terutama riwayat resep litium untuk bipolar), data polusi udara (berfokus di lingkungan dengan kualitas udara terburuk di AS), dan metode statistik untuk membantu memahami pola dan hubungan yang mungkin ada di antara beberapa variabel (usia, jenis kelamin, dan lokasi).

Mengapa Studi Ini Penting

  1. Polusi Udara Menimbulkan Kerentanan Kesehatan Mental: Polusi udara telah terbukti secara empirik berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Terlebih lagi studi ini menemukan adanya peningkatan risiko gangguan bipolar sebesar 29% dan mayoritas pengidapnya dalam kelompok usia 18-30 tahun (22,35%).
  2. Kebijakan Perlu Mempertimbangkan Aspek Kesehatan & Lingkungan: Mengetahui dampak kualitas udara yang buruk terhadap kesehatan mental terutama anak muda, perlu adanya kebijakan yang sistematis dan holistik untuk mencari jalan keluar terhadap permasalahan ini.
  3. Upaya Kolaboratif: Para pemangku kepentingan dan kebijakan sebaiknya mendorong kerjasama antara pihak dan sektor yang berbeda, meliputi pemerintah, industri, dan masyarakat, untuk mendesain dan melaksanakan kebijakan yang efektif dalam mengurangi dampak polusi udara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, silakan merujuk pada laporan penelitian selengkapnya, atau artikel lainnya di bidang kesehatan lingkungan dan psikologi klinis.