LEARN / BLOG

Jakarta kota paling berpolusi? Bukan, Tangerang Selatan jawabannya!


WRITTEN BY

Kezia Grace

PUBLISHED

04/07/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Ringkasan:

  • Serpong merajai dengan konsentrasi PM2.5 mencapai 76 ug/m3.
  • Wilayah selatan Tangerang Selatan memiliki tingkat polusi udara 23,5% lebih tinggi dibandingkan wilayah utara Tangerang Selatan.
  • Pagi dan malam hari adalah waktu dengan tingkat polusi tertinggi di Tangerang Selatan.



Hai, warga Tangsel!

Sudahkah kalian mengecek kualitas udara di tempat tinggal kalian? Kali ini nafas akan membahas dan mengulas data kualitas udara di Tangerang Selatan.

Terletak 30 kilometer barat daya Kota Jakarta, Tangerang Selatan mulai dikembangkan pada 1980-an dan saat ini telah menjadi kota dengan hampir 1,4 juta penduduk. Beberapa wilayah seperti Serpong, Bintaro, Serpong Utara, Lengkong Wetan, dan lain-lain, dirancang sebagai kawasan yang ramah pemukiman.

Sebagai kota padat penduduk, polusi udara menjadi masalah di Tangerang Selatan, seperti halnya di Jakarta (bahkan lebih parah di beberapa tempat). Kondisi udara di Tangerang Selatan memang tidak buruk setiap hari, namun rata-ratanya tidak sehat.

Seberapa buruk kondisi PM2.5 di Tangerang Selatan?


Jakarta langganan disorot media lokal dan internasional sebagai kota paling berpolusi. Faktanya, justru Tangerang Selatan yang memiliki tingkat polusi udara paling tinggi menurut data di jaringan sensor nafas.

Kok bisa ya? Padahal banyak kawasan residensial di wilayah tersebut. Apa yang membuat Tangerang Selatan lebih berpolusi dari ibukota?

Pada pembahasan ini, Nafas akan menempatkan Tangerang Selatan sebagai pembanding kualitas udara di DKI Jakarta.



Terlihat sejak awal tahun, rata-rata PM2.5 di Tangsel konsisten lebih tinggi dari DKI Jakarta dan semakin melonjak drastis pada Mei-Juni.



Namun, tidak semua wilayah di Tangerang Selatan mengalami kondisi yang sama. Data Nafas menunjukkan tidak setiap daerah memiliki situasi yang lebih buruk dari DKI Jakarta.

Jika kita rata-rata konsentrasi PM2.5 di Tangerang Selatan dari tanggal 1 - 22 Juni 2023, kita dapat melihat bahwa kualitas udara berada pada tingkat tidak sehat. Dari semua daerah yang berada di Tangerang Selatan, Serpong merajai dengan konsentrasi PM2.5 mencapai 76 ug/m3, atau nyaris 14 kali lebih tinggi dari batas paparan tahunan WHO yaitu 5 ug/m3.

Selanjutnya, kami menemukan adanya perbedaan kualitas udara antara wilayah utara dan selatan Tangerang Selatan. Menariknya, kualitas udara di bagian selatan cenderung lebih buruk.

Wilayah selatan Tangerang Selatan memiliki tingkat polusi udara 23,5% lebih tinggi dibandingkan wilayah utara Tangerang Selatan. Hal ini sering disebabkan adanya perbedaan kecepatan angin karena sumber angin dan lokasi geografis kedua daerah.

Kami kemudian mencoba membandingkannya dengan DKI Jakarta dan hasilnya adalah sebagai berikut.



Hindari berolahraga di pagi hari


Hampir sepanjang hari selama bulan Juni 2023 kualitas udara di Tangerang Selatan buruk. Namun, pagi dan malam hari adalah waktu dengan tingkat polusi tertinggi. Umumnya orang-orang berolahraga pada pagi hari antara pukul 05.00 - 10.00 WIB karena banyak yang beranggapan bahwa "jumlah kendaraan masih sedikit" dan "udara yang lebih segar".

Nyatanya kualitas udara pada waktu-waktu tersebut justru buruk. Hal ini dapat terjadi karena fenomena lapisan batas planet. Kualitas udara sedikit membaik antara pukul 12.00-17.00 WIB.



Jangan memaksakan olahraga di luar saat polusi tinggi karena kita menghirup lebih banyak udara (termasuk PM2.5 dan polutan berbahaya lainnya!) saat berolahraga. Ukuran PM2.5 yang sangat kecil dapat membahayakan kesehatan karena bisa ikut terhirup saat kita bernapas dan terbawa hingga ke pembuluh darah.



Studi Seoul National University menunjukkan dewasa (25-30 tahun) yg olahraga rutin selama 10 tahun di luar rumah dengan PM2.5 di atas 26 µg/m3 berisiko terkena penyakit jantung 33% lebih tinggi dibandingkan yang tidak berolahraga sama sekali. Kenyataannya tingkat polusi PM2.5 di Tangerang Selatan jauh lebih tinggi dari 26 μg/m3.

Lantas, bagaimana menghadapi situasi ini?


Dari data-data di atas kita bisa menyimpulkan bahwa polusi udara bukan cuma masalah Jakarta. Warga Tangerang Selatan sebaiknya waspada karena tingkat polusi udara di wilayah tempat tinggal kalian sering melampaui polusi Jakarta. Jangan lupa untuk mempertimbangkan polusi udara sebelum membuat rencana atau kegiatan di luar ruangan.

Bagi yang termasuk kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit paru-paru dan jantung, polusi udara bisa dengan mudah memicu munculnya penyakit-penyakit pernapsan.

Ikuti langkah-langkah berikut untuk mengurangi paparan polusi udara yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan:

  1. Unduh aplikasi nafas dan cek kualitas udara secara rutin
  2. Favoritkan lokasi penting untuk mempermudah pengecekan
  3. Pakai masker saat keluar rumah (sebaiknya tipe respirator seperti N95)
  4. Saat polusi sedang tinggi, hindari aktivitas di luar rumah
  5. Ikuti rekomendas nafas lainnya, misalnya tutup ventilasi saat kualtias udara memburuk. Penggunaan air purifier dengan HEPA filter dapat membantu membersihkan udara di dalam ruangan.

✅ Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, warga nafas dapat mengurangi paparan polusi dan melindungi kesehatan kamu.