COP28: Peran Penting Indonesia dalam Aksi Perubahan Iklim Global dan Advokasi Kualitas Udara
COP28 (Conference of the Parties) adalah konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di mana pemimpin dunia berkumpul untuk membahas isu-isu terkait perubahan iklim dan upaya penanggulangannya. Negara-negara delegasi adalah mereka yang telah menandatangani Perjanjian Iklim PBB tahun 1992, termasuk Indonesia. Tahun ini, COP28 dijadwalkan berlangsung di Dubai mulai 30 November—12 Desember 2023.
Konferensi ini akan memfokuskan pada lima prioritas utama untuk mengurangi PM2,5 di udara, berdasarkan rekomendasi dari The Global Alliance on Health and Pollution. Prioritas ini meliputi:
1. transisi dari batu bara ke energi terbarukan
2. peralihan dari bensin ke listrik dalam sektor transportasi
3. pengendalian emisi industri yang tidak terkendali
4. mencegah kebakaran lahan dan hutan
5. penanggulangan polusi udara
Delegasi Indonesia di COP28 akan menekankan tiga krisis global, yang dikenal sebagai triple planetary crisis: (1) perubahan iklim, (2) polusi udara, dan (3) kehilangan biodiversitas. Tantangan ini memerlukan kolaborasi global dan kerjasama bilateral serta multilateral untuk menjamin masa depan berkelanjutan planet bumi.
Peran krusial COP28 terletak pada inventarisasi global pertama terkait implementasi Persetujuan Paris 2015. Persetujuan Paris adalah pakta global yang bertujuan mengatasi perubahan iklim melalui Nationally Determined Contribution (NDC) yang didukung oleh 195 negara, dengan Indonesia menjadi salah satu dari 55 negara pertama yang meratifikasinya.
Indonesia akan memamerkan Paviliun Indonesia di COP28 dengan tema aksi iklim sebagai bentuk soft-diplomacy, menyampaikan langkah-langkah konkret dan tindakan nyata yang telah diambil Indonesia kepada dunia dalam mengurangi emisi dan mengatasi perubahan iklim.
Empat tema utama yang disajikan oleh Indonesia melalui paviliun adalah:
1. Komitmen yang lebih kuat terhadap energi terbarukan
2. Aksi iklim yang kuat di sektor berbasis lahan
3. Keuangan dan teknologi inovatif
4. Aksi iklim kolaboratif untuk kesejahteraan rakyat.
Selain paviliun, COP28 akan menampilkan berbagai sesi yang membahas kualitas udara, termasuk Pollution Pods, pengalaman imersif yang memungkinkan pengunjung mensimulasikan polusi udara di tiga kubah yang mewakili Beijing, London, dan New Delhi.
Diskusi panel seperti "Accelerated Action on Air Quality in Urban Areas: A Solution for Climate Mitigation and Improved Health" akan menjelajahi contoh kebijakan praktis yang telah diterapkan oleh kota-kota di Afrika, Asia, dan Timur Tengah untuk mempromosikan udara bersih dan membahas dampak kebijakan tersebut terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Panel lainnya, "The Case for Action on Black Carbon," akan membahas cara menangani karbon hitam untuk menghindari titik kritis perubahan iklim, membangun ketahanan, dan menyediakan udara bersih untuk melindungi kesehatan masyarakat. Diskusi di COP28 menekankan komitmen global untuk mengatasi tantangan terkait iklim demi masa depan yang berkelanjutan dan tangguh.
Nafas juga akan hadir dalam COP28 pada tanggal 5 Desember 2023, dalam Leaders of Sustainable Futures: Lessons from Industry Eco-Champions sebagai bagian dari International Conference on Advancing Sustainable Futures (ICSAF 2023). CEO dan co-founder Nafas, Nathan Roestandy akan hadir untuk menjelaskan perjalanan startup Nafas dalam menghadapi polusi udara di Indonesia.