LEARN / BLOG

Bisakah angin laut meningkatkan kualitas udara?


WRITTEN BY

Anggid Primastiti

PUBLISHED

13/09/2022

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Akhir-akhir ini, kualitas udara yang sehat sulit ditemui, salah satunya di Jakarta. Polusi PM2.5, salah satu pengotor udara yang kita hadapi sekarang, kian meningkat akibat masifnya aktivitas ekonomi. Dengan ukurannya yang sangat kecil, PM2.5 bertebaran di sekitar kita, membawa zat kimia berbahaya di permukaannya, dan meracuni tubuh kita jika terhirup dan menembus alveolus kita. 

Sebagai aspek yang berubah-ubah secara temporal dan spasial, tentu saja kualitas udara Jakarta tak akan terus-menerus buruk. Hal ini diakibatkan adanya proses dispersi atau persebaran polusi PM2.5 yang turut dipengaruhi faktor meteorologi, salah satunya angin.


Apa itu angin?

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah. Angin dibagi menjadi dua, yaitu angin lokal dan angin musim. Angin lokal hanya berhembus di wilayah dan waktu tertentu, sedangkan angin musim berhembus terus-menerus secara periodik.


Arah dan kecepatan angin lokal berperan dalam penyebaran polutan

Umumnya, angin lokal dibagi lagi menjadi beberapa macam angin, contohnya angin laut dan angin darat. Angin laut merupakan angin yang bergerak dari lautan ke daratan akibat perbedaan suhu di permukaan laut yang lebih dingin dari suhu di daratan. Sebagai salah satu dari faktor meteorologi, angin punya pengaruh besar dalam persebaran PM2.5.

Angin laut yang terjadi di siang hari dapat membawa polutan dari laut ke arah darat, sedangkan angin darat yang terjadi pada malam hari dapat membawa polutan dari daratan ke arah laut. Arah dan kecepatan angin ini memengaruhi persebaran polutan. Angin dapat membawa suatu polusi ke tempat lain yang jauh dari sumbernya, bahkan hingga lintas negara. 

Sebuah studi pun mengamati bahwa apabila kecepatan angin lebih rendah dari 9 km/h, kadar PM2.5 di suatu lokasi meningkat. Semakin tinggi kecepatan angin, semakin rendah kadar polutan karena ia akan terbang mengikuti arah anginnya.


Angin laut memengaruhi pergerakan PM2.5 di Jakarta

Jika menelisik kejadian awal September 2022, terdapat pergerakan PM2.5 dari arah utara di Jakarta. Pada waktu tersebut, dorongan angin dari laut (dari arah utara) membantu perbaikan kualitas udara di Jakarta dengan mengusir polusi PM2.5 menuju arah selatan.



Kejadian ini pun terjadi pada rentang pukul 9 AM - 5 PM. Terlihat bahwa konsentrasi polusi PM2.5 di udara sangat rendah pada saat kecepatan angin tertinggi.



Mari kita amati Kota Jakarta yang bertanda titik hijau di bawah ini! 



Jika diamati arah datangnya angin, terlihat angin bergerak dari utara (dari laut) menuju arah selatan. Dengan kecepatan sebesar 24 km/jam, angin laut ini mampu menurunkan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya pada awal September 2022 lalu.

Pentingnya memantau kualitas udara sebelum memulai aktivitas

Kini kita mengerti bahwa angin laut berkontribusi pada perubahan kualitas udara. Meskipun polusi udara akan terus ada dan kondisinya berubah-ubah, kita masih bisa memprediksinya melalui arah dan kecepatan angin. Dengan demikian, prediksi kualitas udara dapat lebih mudah diketahui
. Pemantauan rutin kualitas udara pun diperlukan untuk melindungi tubuh kita dari paparan polusi udara. 

Nafas telah memasang sensor pemantau kualitas udara lebih dari 180 di beberapa kota di Indonesia untuk mempermudah kamu mengakses data kualitas udara. Melalui
aplikasi nafas, kamu dapat mengetahui kualitas udara di lokasimu secara real-time, lengkap dengan prediksinya pada 24 jam ke depan. Kamu juga dapat mengetahui rangkuman data kualitas udara di lokasimu selama 7 hari terakhir melalui Wawasan Nafas.


Tertarik untuk menjadi host sensor di kotamu? Daftarkan dirimu di sini.