LEARN / BLOG

Birunya langit pertanda udaranya bersih, benarkah?


WRITTEN BY

nafas Indonesia

PUBLISHED

03/08/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Melangkah ke luar rumah, melihat langit yang biru, serta menyaksikan gumpalan awan di pagi hari, tentu membahagiakan, bukan? Cerahnya langit rasanya juga ikut mengiringi kepala kita untuk berpikir ‘bersihnya udara’ yang kita hirup.

Foto di bawah ini adalah langit cerah di Pamulang yang diambil oleh @faiya di akun Twitternya.



Birunya langit pada tanggal 27 Juni 2023 tersebut rupanya tidak merepresentasikan bersihnya udara di Pamulang. Pasalnya, kualitas udara di wilayah tersebut malah ‘Tidak Sehat untuk Grup Sensitif’ ketika dicek melalui aplikasi Nafas. Bahkan, jumlah PM2.5-nya sebesar 54 µg/m3, hampir 11 kali lipat di atas standar dari WHO, yakni 5 µg/m3!

Langit biru tidak selalu berarti kualitas udara sehat atau tidak ada polusi ☁️🙅🏻

Tidak melihat asap keabu-abuan dan langit yang berwarna keruh bukan berarti polusi udaranya hilang. Untuk lebih jelasnya, coba lihat peta sebaran sensor Nafas di Jabodetabek pada 27 Juni ini!



Setelah ditelusuri, kualitas udara di Jabodetabek pada 27 Juni 2023 lalu didominasi oleh udara yang ‘Tidak Sehat’, baik bagi Kelompok Sensitif maupun bagi Umum. Ini bisa dilihat dari banyaknya simbol warna Oranye dan Merah yang memenuhi peta Jabodetabek hari itu — pelajari makna simbol dan warna pada peta Nafas di sini.

Bahkan, hanya dalam kurun 1 jam, kualitas udara memburuk di banyak lokasi, termasuk wilayah Tangerang Selatan.

Polusi PM2.5 di permukaan diukur dari zona bernapas (1,5 - 8 meter dari permukaan) 😷

Sebetulnya, melihat langit biru sebagai parameter kualitas udara adalah tidak akurat. Nafas mengukur polusi PM2.5 di zona bernapas yang berjarak 1,5 - 8 meter dari permukaan. Jika kita melihat ke atas dari zona bernapas, warna biru yang kita lihat di langit tentu akan ‘berakhir’ beberapa meter di atas kita akibat polusi udara.

Pandang jauh ke depan untuk melihat kotornya udara akibat penumpukan polusi di permukaan 📈

Yang sebaiknya dilakukan adalah melihat jauh ke depan, bukan ke atas (langit). Partikulat kecil ini telah terbukti dalam banyak penelitian ilmiah dapat mengurangi jarak pandang. Keberadaannya dapat memengaruhi jarak pandang dengan mengubah cara cahaya diserap dan disebarkan di atmosfer. Oleh karena itu, saat tingkat polusi di permukaan sedang tinggi, kita akan dapat lebih mudah melihat kotornya udara di sekitar kita.

✅ Lakukan tips berikut untuk terhindar dari polusi udara!

Fakta bahwa udara tempat tinggal kita telah dipenuhi polusi udara memang tak terelakkan, tetapi upaya pencegahan masih tetap bisa dilakukan. Berikut adalah tips yang tim Nafas kumpulkan untuk kalian agar terhindar dari paparan polusi udara:

  • Unduh aplikasi nafas dan cek kualitas udara secara rutin
  • Favoritkan lokasi penting untuk mempermudah pengecekan
  • Pakai masker saat keluar rumah (sebaiknya tipe respirator seperti N95)
  • Saat polusi tinggi, sebaiknya di rumah aja
  • Ikuti rekomendasi nafas lainnya, misalnya tutup ventilasi dan gunakan air purifier dengan HEPA filter untuk membantu membersihkan udara