LEARN / BLOG

Apakah polusi udara menyebabkan irama jantung tak teratur pada remaja yang sehat?


WRITTEN BY

Anggid Primastiti

PUBLISHED

30/09/2022

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Kekhawatiran kini mulai muncul karena polusi udara memicu aritmia jantung.

  • Menghirup PM2.5 berdampak pada dua jenis irama jantung tidak teratur yang ditandai dengan "detak jantung yang terlewati"
  • Selama periode studi 24 jam, 79% peserta mengalami setidaknya satu aritmia jantung. Dalam kelompok itu, 40% hanya mengalami kontraksi atrium prematur, 12% hanya mengalami kontraksi ventrikel prematur, dan 48% mengalami keduanya.
  • Setiap peningkatan 10 μg/m3 dalam PM2.5 menyebabkan peningkatan 5% dalam jumlah kontraksi ventrikel prematur dalam waktu dua jam paparan.

Berada di lokasi dengan kualitas udara buruk tentu sangat memprihatinkan bagi kesehatan tubuh kita. Baru-baru ini, sebuah studi menarik menemukan bahwa partikel polutan yang sangat kecil di udara, yaitu PM2.5, dapat memicu irama jantung yang tidak teratur dalam waktu dua jam setelah terpapar pada remaja yang sehat. Polutan mikroskopis berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer ini dapat menyelinap melewati pertahanan tubuh, menembus jauh ke dalam sistem pernapasan dan peredaran darah, serta merusak organ vital dalam tubuh manusia.

Kali ini, kami telah merekap beberapa poin penting berdasarkan studi yang perlu kamu ketahui:


PM2.5 menjadi salah satu pemicu aritmia

Aritmia adalah gangguan jantung yang tidak teratur, dengan kecepatan terlalu cepat atau terlalu lambat. Irama jantung yang tidak teratur dapat menyebabkan kematian jantung mendadak pada remaja yang sehat. PM2.5 dapat berkontribusi terhadap risiko kematian jantung mendadak di kalangan remaja.

Setelah terhirup, polutan mengiritasi paru-paru dan pembuluh darah di sekitar jantung, dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa seiring waktu, polutan meningkatkan proses penyakit di arteri.


Menghirup PM2.5 berdampak pada dua jenis irama jantung tidak teratur yang ditandai dengan "detak jantung yang terlewati"

Saat PM2.5 ikut terhirup, ada dua jenis dampak irama jantung tak teratur oleh kontraksi prematur pada otot jantung, yaitu di bagian atrium prematur dan ventrikel prematur.

Pada kontraksi atrium prematur, detak jantung berasal dari atrium (bilik atas jantung). Kontraksi ini telah dikaitkan dengan risiko ketidakteraturan getaran ruang atas jantung yang mampu meningkatkan risiko pembekuan darah dan stroke.

Ada pun kontraksi ventrikel prematur, yaitu kontraksi yang terjadi ketika detak jantung berasal dari salah satu ventrikel (bilik bawah jantung). Ini juga berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, gagal jantung atau kematian jantung mendadak di kemudian hari.


Kenaikan PM2.5 10 μg/m3 meningkatkan kenaikan angka konstraksi ventrikel prematur sebesar 5% selama 2 jam terpapar

Studi yang menganalisis data kesehatan pada 322 remaja (rata-rata 17 tahun) di Pennsylvania ini menemukan bahwa kenaikan PM2.5 10 μg/m3 meningkatkan kenaikan angka konstraksi ventrikel prematur sebesar 5% selama 2 jam terpapar. Studi ini pun dilakukan dengan PM2.5 rata-rata harian sebesar 17 μg/m3, dimana standar rata-rata harian yang direkomendasikan oleh WHO adalah sebesar 15 μg/m3.

Selama periode studi 24 jam, 79% peserta mengalami setidaknya satu irama jantung yang tidak teratur. Sebanyak 40% hanya mengalami kontraksi atrium prematur, 12% hanya kontraksi ventrikel prematur, dan 48% mengalami keduanya. Tidak ada hubungan antara tingkat PM2.5 dan frekuensi kontraksi atrium prematur.

Nah, sekarang mari kita lihat data rata-rata kualitas udara di beberapa kota di Indonesia sejauh ini selama tahun 2022.

Tingginya polusi di semua wilayah tersebut, kecuali Belitung, meningkatkan risiko penyakit aritmia terhadap remaja di kota-kota tersebut. Dari data tersebut besar potensi aritmia yang mungkin terjadi pada remaja adalah sebesar:

16% untuk Tangerang Selatan

16% untuk Bekasi

15% untuk Tangerang

14% untuk Bandung Raya

14% untuk Yogyakarta

14% untuk Depok

13% untuk Bogor

12% untuk DKI Jakarta

12% untuk Semarang

10% untuk Surabaya

8% untuk Malang

0% untuk Denpasar


Polusi udara mempengaruhi kita semua

Kita semua sadar bahwa polusi udara ada dimana-mana dan sulit diprediksi. Oleh karena itu, tindakan pencegahan terhadap polusi udara harus diterapkan untuk mengurangi risiko aritmia jantung pada remaja. Dengan mengurangi paparan polusi udara, risiko aritmia jantung selama masa remaja pun dapat berkurang, mengantar pada kesehatan masa tua yang lebih baik. Inilah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi paparan polusi udara:

  • Selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan
  • Hindari olahraga yang intens di luar ruangan. Pertimbangkan untuk berolahraga di dalam rumah atau studio gym saat kualitas udara luar buruk
  • Rutin memonitor kualitas udara dengan aplikasi Nafas sebelum keluar rumah. Dengan demikian, kamu dapat menentukan langkah preventif yang dapat kamu lakukan demi terhindar dari polusi udara.

Untuk memanfaatkan momenmu bersama Nafas, klik di sini.