LEARN / BLOG

Ancaman kesehatan serius: Polusi udara meningkat 200% di pertengahan Maret


WRITTEN BY

nafas team

PUBLISHED

21/03/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia



💡 Ringkasan:

  • Tingkat polusi di berbagai wilayah mengalami kenaikan hingga 200%.
  • Jabodetabek menjadi wilayah yang paling terdampak
  • Lima lokasi di Jabodetabek dengan polusi tertinggi: Gunung Sindur (Bogor), Cinere (Depok), Rempoa Permai (Jakarta Selatan), Serpong (Tangerang Selatan), dan Tajur (Tangerang)


Berdasarkan data nafas, kualitas udara mulai mengalami penurunan sejak 8 Maret 2023. Di antara wilayah lainnya yang terdapat sensor nafas, Jabodetabek menjadi yang paling terdampak dengan tingkat kenaikan polusi PM2.5 paling tinggi.

Yuk kita bedah titik-titik sensor nafas di Jabodetabek untuk melihat seberapa parah tingkat polusinya!

Polusi PM2.5 meningkat drastis di berbagai wilayah di Pulau Jawa

Pada awal Maret (1-6 Maret), polusi udara di berbagai kota di Pulau Jawa masih tergolong moderat.



Namun hal ini berubah ketika memasuki minggu kedua Maret (7-14 Maret), polusi udara memburuk hampir dua kali lipatnya. Peningkatan polusi udara tertinggi terlihat di kota Tangerang Selatan, yaitu dari 18 ug/m3 menjadi 47 ug/m3.

Jabodetabek konsisten berpolusi tinggi

Peta sensor nafas menunjukkan polusi tinggi di wilayah Jabodetabek. Kualitas udara di semua daerah tergolong tidak sehat hingga sangat tidak sehat hingga 16 Maret dini hari!


Dari sensor-sensor yang terdapat di Jabodetabek, kita akan mengulik lebih dalam, kira-kira sensor daerah manakah yang berkontribusi paling besar untuk peningkatan polusi udara di Jabodetabek?

Polusi udara di Bogor mencapai 15x di atas anjuran WHO



Gunung Sindur menjadi daerah dengan polusi udara terburuk di Bogor. Peningkatan polusi PM2.5 terparah terjadi pada 8 Maret 2023 dengan 73 ug/m3.

Dalam seminggu, warga Cinere menghirup 116 jam (setara 4,8 hari) udara tidak sehat!



Polusi udara di Cinere pada minggu kedua Maret memburuk 4x lipat dibandingkan minggu sebelumnya.

Polusi udara di Rempoa Permai melonjak 2,5x pada minggu kedua Maret



Tingkat polusi PM2.5 di Rempoa Permai melonjak drastis pada 12 Maret dengan 68 ug/m3, atau hampir 14x di atas batas pedoman WHO.

Warga Serpong menghirup udara tidak sehat sebanyak 140 jam (setara 5 hari) di minggu kedua Maret!



Sementara pada minggu pertama di bulan Maret, total jam udara yang tidak sehat (35.5 ug/m3 - 150 ug/m3) di Serpong diakumulasikan hanya 28 jam saja. Polusi PM2.5 di Serpong meningkat drastis pada 13 Maret mencapai 79 ug/m3 atau 16x di atas batas pedoman WHO.

Rata-rata kualitas udara di Tajur pada minggu kedua Maret = 0 hari dengan udara sehat.



Serbuan polusi udara di Tajur cukup parah. Selama dua hari berturut-turut (12-13 Maret), tingkat polusi PM2.5 mencapai 15x di atas batas pedoman WHO.

Lalu, apa yang menyebabkan polusi melonjak drastis di pertengahan Maret ini?

Penumpukan PM2.5 ini didukung oleh kondisi atmosfer yang mulai memasuki musim peralihan.

Dengan melemahnya angin dan minimnya awan hujan di daerah kejadian yang menyebabkan polusi PM2.5 bisa terdeteksi tinggi.

✅ 3 Rekomendasi langkah dari Nafas untuk mengurangi paparan PM2.5:

Mengingat kualitas udara sangat fluktuatif dan bisa memburuk kapan saja, biasakan melakukan hal-hal berikut untuk meminimalisir paparan polusi udara:

  1. Download aplikasi nafas

  2. Cek kualitas udara secara rutin.
    Favoritkan lokasi-lokasi penting kalian untuk mempermudah pemantauan. Kami sarankan untuk menjadikan ini sebagai kebiasaan, sehingga tidak hanya saat polusi sedang tinggi saja.

  3. Ikuti rekomendasi yang ada di aplikasi nafas.
    Perhatikan rekomendasi yang kami berikan berdasarkan tingkat polusi PM2.5. Mulai dari membatasi waktu keluar rumah, memakai masker, mennutup pintu dan jendela, hingga menyalakan air purifier. Dengan begitu kamu bisa menyesuaikan jadwal aktivitas kamu untuk meminimalisasi paparan polusi udara.


🤯 Polusi PM2.5 terbukti menjadi ancaman serius bagi kesehatan kita dan bisa menjadi salah satu pemicu meningkatnya risiko penyakit saluran pernapasan, kardiovaskular, hingga kanker paru-paru.