LEARN / BLOG

Ancaman Sunyi di Malam Hari: Kaitan Kualitas Udara yang Buruk dengan Gangguan Tidur


WRITTEN BY

nafas Indonesia

PUBLISHED

27/10/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Tentang Studi Ini

Temuan Utama

Studi ini menemukan hubungan signifikan antara paparan polusi udara ambien — khususnya nitrogen dioksida (NO2) dan PM2.5 — dengan risiko gangguan tidur (sleep apnea).

Peningkatan tahunan pada paparan NO2 dan PM2.5 berkorelasi dengan risiko gangguan tidur, dengan menekankan peran polusi udara sebagai faktor risiko tambahan. Artikel ini bertujuan untuk mengingatkan pentingnya langkah-langkah pengendalian polusi untuk meningkatkan kesehatan tidur masyarakat.

Metodologi

Penelitian ini berasal dari Studi Aterosklerosis Multi-Etnis (MESA) yang berfokus pada penyakit kardiovaskular di usia dewasa berusia 45-84 tahun. Studi ini khusus menggunakan data yang dikumpulkan dari enam kota di AS dan berdaasarkan hasil analisa partisipan yang memilih untuk bergabung dengan studi lanjutan MESA Sleep Ancillary pasca penelitian MESA selama 10 tahun.

Penelitian ini juga menggunakan gabungan data dari situs pemantauan komunitas dan Sistem Kualitas Udara dengan informasi geografis. Variabel yang termasuk di dalamnya seperti posisi tempat tinggal, kedekatan dengan jalan raya, kepadatan penduduk, dan sumber polusi industri. Fokus utama penelitian pada metrik paparan jangka panjang PM2.5 dan NO2, atau rata-rata 1-5 tahun.

Dengan mempertimbangkan berbagai kovariat (variabel bebas yang pengaruhnya terhadap variabel terikat harus dikontrol) dan melakukan evaluasi sensitivitas, studi ini memperkuat kredibilitas temuannya mengenai hubungan antara polusi udara dan gangguan tidur (sleep apnea).

Mengapa Studi Ini Penting

Dampak Kesehatan Akibat Gangguan Tidur
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang sering tidak terdiagnosa namun umum terjadi. Gejalanya berupa henti napas sementara selama beberapa kali saat sedang tidur.

Risiko penyakit akibat gangguan tidur ini signifikan — dari rasa kantuk di siang hari, hingga penyakit kardiovaskular dan defisit kognitif. Mengenali hubungan antara polusi udara dan gangguan tidur menjadi penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan individu dan masyarakat.

Lonjakan tahunan PM2.5 sebesar 5 μg/m3 dan NO2 sebesar 10 ppb (0,01 ppm) meningkatkan risiko sleep apnea sebesar 60% dan 39% secara berturut-turut.

Pengaruh Lingkungan pada Hasil Studi
Sementara studi sebelumnya berfokus pada risiko gangguan tidur pada individual, penelitian ini menekankan pentingnya kesehatan lingkungan, khususnya kualitas udara, sebagai kontributor utama dari gangguan tidur tersebut. Adanya wawasan tentang pengaruh tingkat polusi udara terhadap kesehatan atau kualitas tidur seseorang dapat menjadi landasan dalam penyusunan standar atau regulasi, perencanaan perkotaan, hingga strategi intervensi kesehatan.

Menyoroti Ketidaksetaraan Kesehatan:
Penelitian ini menyoroti potensi ketidaksetaraan kesehatan terkait kesehatan atau kualitas tidur. Seringkali, kawasan hunian masyarakat kelas bawah memiliki tingkat polusi udara yang lebih tinggi, sehingga warga di kawasan tersebut berisiko lebih tinggi mengidap gangguan tidur. Hal ini memperlihatkan pentingnya mengatasi kesenjangan kesehatan yang dipengaruhi oleh kualitas udara dan kaitannya dengan dinamika sosial dan ekonomi.

Dampak Perbaikan Kualitas Udara
Studi ini menunjukkan bahwa upaya perbaikan kualitas udara dengan menekan laju polusi dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas tidur.

✅ Jaga kualitas dan kesehatan tidur kalian – tetap terinformasi dan kurangi paparan polusi tinggi!