LEARN / BLOG

Ada Taman Luas di Tebet Bikin Kualitas Udaranya Bagus Nggak, Ya?


WRITTEN BY

nafas team

PUBLISHED

26/07/2023

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Tebet, sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Selatan, menjadi area padat penduduk yang menjadi tempat tinggal bagi berbagai etnis dan budaya. Menurut data tahun 2021, Kecamatan Tebet yang ramai akan pertokoan, restoran, dan fasilitas umum ini dihuni oleh kurang lebih 221 ribu orang. Bahkan, Tebet memiliki taman kota seluas 7 hektar yang bernama Tebet Eco Park.

Menjadi area yang selalu ramai dikunjungi dan dihuni oleh banyak warga ibu kota, serta memiliki area hijau yang setara luas 102 lapangan sepak bola, bagaimana kira-kira kualitas udara di Tebet?



Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Nafas telah merangkum data-data yang terekam oleh sensor nafas di setiap lokasi dan menyusunnya dalam topik #HIPERLOKAL — kamu dapat membaca artikel pertama #HIPERLOKAL tentang Pluit di sini.

Sekarang, yuk bersama-sama melihat kondisi kualitas udara di kawasan Tebet!

Kualitas udara di Tebet dan DKI Jakarta ternyata tidak jauh berbeda

Memiliki area penghijauan yang begitu luas rupanya masih belum cukup untuk meningkatkan kualitas udara di Tebet. Mari kita lihat perbandingan data polusi udara Tebet dan DKI Jakarta di bawah ini!



Grafik di atas menggambarkan jumlah polutan di Tebet (garis berwarna biru) dan DKI Jakarta (garis berwarna hitam) sejak Januari hingga Juli 2023. Dari data tersebut, kualitas udara Tebet terlihat fluktuatif, tak selalu baik dan tak selalu buruk. Jumlah polusinya pun terlihat tak jauh berbeda dengan polusi udara di DKI Jakarta.

Dari grafik di atas, rupanya udara di Tebet dan DKI Jakarta memiliki rata-rata polusi udara yang tak berbeda jauh, hanya selisih 2 µg/m3 dengan DKI Jakarta lebih banyak.

Kondisi kualitas udara di Tebet pada Juni 2023


Juni 2023 rupanya menjadi periode udara tidak sehat bagi warga Tebet. Pasalnya, udara di Tebet didominasi kualitas yang tidak sehat, baik untuk kelompok sensitif maupun umum. Baru di akhir Juni tingkat polusi menurun dan kualitas udara berkisar antara cukup baik hingga baik.



Mari kita lihat bersama-sama data polusi udara Tebet berikut!



Pada bulan Juni, peningkatan jumlah polusi sering terjadi setiap harinya. Bahkan, pada tanggal 18 Juni 2023, sensor Nafas mengukur PM2.5 di Tebet mencapai 105 µg/m3, atau 21x di atas batas paparan tahunan WHO!

Kalian mungkin juga bertanya-tanya, benarkah polusi di Tebet seburuk itu sepanjang hari? Mari kita lihat data diurnal berikut!



Dari data diurnal di atas, kualitas udara di Tebet benar-benar buruk hampir sepanjang hari di bulan Juni 2023. Ini dapat di lihat dari banyaknya warna oranye pada data, yang berarti Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif, seperti anak-anak, ibu hamil, dan orang tua. Tingkat polusi PM2.5 baru sedikit menurun mulai jam 3 hingga 5 sore. Jika kalian merupakan warga Tebet yang hobi berolahraga, jam 3 hingga 5 sore dapat menjadi waktu yang dapat dipertimbangkan!

Namun, jika melihat hasil studi dari Seoul National University, orang dewasa (25-30 tahun) yang olahraga rutin di luar rumah dengan PM2.5 di atas 26 µg/m3 berisiko terkena penyakit jantung 33% lebih tinggi dibandingkan yg tidak berolahraga sama sekali. Jika dilihat dari data diurnal di atas, kita bisa melihat bahwa rata-rata PM2.5 tiap jam di Tebet sepanjang hari telah melebihi 26 µg/m3. Dengan demikian, kewaspadaan akan polusi tinggi benar-benar perlu ditingkatkan, terutama bagi warga Tebet yang hobi olahraga dan beraktivitas di luar ruangan! 🙅🏻

Tak hanya itu, tingginya rata-rata polusi udara sepanjang 2023 di Tebet rupanya setara dengan menghisap 247 batang rokok. Pun, adanya Tebet Eco Park yang luas masih belum menolong kualitas udara di kawasan tersebut. Artinya, penghijauan saja tidak cukup untuk menekan tingkat polusi udara. Dedaunan pada tumbuhan hanya dapat menghisap polusi yang berbentuk gas, bukan polusi yang berbentuk partikulat. Partikulat halus seperti PM2.5 hanya dapat tertahan dan terakumulasi oleh dedaunannya sehingga keberadaannya masih ada di udara.



Buruknya kualitas udara ini tentunya sangat mengkhawatirkan dan berisiko bagi kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di kawasan Tebet.

Oleh karena itu, untuk mengurangi paparan polusi udara, warga Nafas dari Tebet dapat melakukan tips-tips berikut:

  • Pantau kualitas udara secara rutin di aplikasi Nafas
  • Pakai masker saat keluar rumah (sebaiknya tipe respirator, seperti N95)
  • Jika kualitas udara sedang buruk, hindari berativitas di luar ruangan.
  • Tutup pintu dan jendela saat kualitas udara buruk. Penggunaan air purifier bisa membantu membersihkan udara di dalam ruangan.